Apa Itu Insentif? Arti, Jenis, Tujuan Pemberian, dan Indikatornya

Shirley Candrawardhani
Redaksi KitaLulus merupakan content writer dan editor profesional yang mengelola konten artikel di KitaLulus.
insentif adalah
Apa Itu Insentif? Arti, Jenis, Tujuan Pemberian, dan Indikatornya

Sebagai HRD atau pemberi kerja, tentu Anda familiar dengan istilah insentif, bukan? Salah satu tujuan insentif adalah untuk meningkatkan performa setiap karyawan.

Tidak hanya itu, insentif juga merupakan salah satu cara perusahaan mensejahterakan karyawannya atas kontribusinya. Akan tetapi, ingat bahwa pemberian insentif yang tidak proporsional justru akan mengganggu keseimbangan perusahaan.

Simak selengkapnya tentang apa itu insentif, aturan, manfaat, risiko, cara hitung, dan tips memberikan insentif dengan tepat kepada karyawan di bawah ini.

Apa Itu Insentif?

apa itu insentif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian insentif adalah tambahan penghasilan seperti uang, barang, dan sebagainya yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan.

Jadi, bentuk yang diberikan adalah kompensasi untuk meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.

Pemberian insentif ini dilakukan atas dasar pertimbangan sesuai dengan kondisi finansial perusahaan dan juga pencapaian karyawan tersebut.

Sebagai informasi, pemberian insentif tidak bersifat wajib. Pertimbangan untuk memberikan insentif kepada karyawan adalah ketika karyawan tersebut bisa mencapai target pekerjaan yang diberikan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk perusahaan.

Perbedaan Insentif dan Bonus

Perbedaan insentif dan bonus dalam perusahaan yang paling mendasar adalah rencana pemberiannya. Pada umumnya, pemberian insentif sudah direncanakan dan disepakati bersama dalam perjanjian kontrak kerja.

Sedangkan pemberian bonus tidak direncanakan dan lebih seperti ucapan terima kasih kepada karyawan. Bonus juga bisa diartikan sebagai kejutan kepada karyawan dan dapat diberikan secara acak.

Perbedaan insentif dan bonus selanjutnya adalah mengenai bentuk kompensasi yang diberikan. Pemberian insentif tidak selalu dalam bentuk uang. Bisa dalam bentuk penggantian uang medis, pelatihan kerja, promosi kerja, tambahan cuti, dan lainnya.

Sedangkan pemberian bonus biasanya dalam bentuk uang yang diberikan secara bulanan atau tahunan, serta di kesempatan lainnya. Ada beberapa tipe bonus yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan momen yang terjadi.

Misalkan pada saat karyawan memberikan kontribusi lebih, atau pada saat menolak tawaran kerja yang lebih baik, atau ketika karyawan memberikan rujukan kandidat yang berpotensi untuk perusahaan.

Baca juga: Kompensasi Adalah: Definisi, Tujuan Pemberian, dan Jenisnya

Manfaat Insentif

Manfaat Insentif

Setelah mengetahui apa itu insentif, kini saatnya kita membahas mengenai manfaat insentif bagi karyawan dan perusahaan, yaitu di antaranya:

1. Karyawan akan Bekerja dengan Giat

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tujuan insentif adalah untuk meningkatkan performa dan produktivitas kerja karyawan. Sehingga manfaat insentif bagi perusahaan adalah karyawan akan bekerja dengan lebih giat.

Karyawan akan berlomba-lomba untuk meningkatkan performa kinerjanya dengan lebih giat, semangat, dan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

2. Karyawan akan Disiplin

Manfaat pemberian insentif berikutnya adalah bisa membuat karyawan lebih disiplin lagi. Ketika karyawan sudah memiliki etos kerja yang baik, maka mereka akan bersaing secara sehat untuk mendapatkan bonus.

Tujuan Pemberian Insentif

Kita telah mengetahui konsep insentif dan perbedaannya dengan bonus. Selanjutnya, kita akan membahas beberapa tujuan pemberian insentif.

Setiap perusahaan memiliki alasan yang berbeda dalam memberikan insentif kepada karyawan. Berikut beberapa di antaranya:

1. Memberikan Apresiasi atas Prestasi Karyawan

Karyawan berprestasi merupakan salah satu alasan perusahaan memberikan insentif, misalnya karena karyawan tersebut mencapai target atau kinerja karyawan lebih tinggi dari yang diharapkan. Uang insentif diberikan sebagai bentuk penghargaan dari perusahaan.

2. Meningkatkan Motivasi Karyawan yang Mengikuti Pelatihan

Banyak karyawan yang dijadikan delegasi oleh perusahaan untuk mengikuti pelatihan guna meningkatkan kemampuannya. Untuk memantik semangat karyawan dalam mengikuti pelatihan, perusahaan memberikan insentif sebagai dorongan atau motivasi.

3. Memberikan Balas Jasa kepada Karyawan yang Menjadi Perwakilan Perusahaan di Suatu Acara

Perusahaan juga dapat memberikan insentif kepada karyawan yang menjadi perwakilannya di suatu acara sebagai bentuk balas jasa. Hal ini dilakukan agar karyawan semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil perusahaan dan menjaga citra perusahaan dengan baik.

4. Memberikan Penghargaan Kepada Karyawan yang Menjaga Keselamatan Perusahaan

Karyawan yang telah melakukan hal penting bagi keselamatan bisnis akan diberikan insentif sebagai bentuk penghargaan. Hal ini dilakukan sebagai tanda terima kasih dari perusahaan atas usaha karyawan dalam menjaga perusahaan tetap aman.

Baca juga: Sistem Remunerasi Karyawan, Tujuan, dan Aturan Pemberiannya

Jenis-jenis Insentif

Jenis-jenis Insentif

Pada dasarnya, insentif dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Insentif Finansial

Jenis insentif yang pertama adalah insentif finansial. Reward ini diberikan dalam bentuk uang di luar gaji pokok karyawan.

Tidak hanya itu, kompensasi ini juga diberikan untuk hal-hal yang menyangkut tingkat kesejahteraan karyawan. Contohnya insentif kesehatan, insentif hiburan, jaminan hari tua, dan lainnya.

2. Insentif Non-Finansial

Jenis insentif yang kedua adalah insentif non-finansial. Sesuai namanya, jenis ini diberikan tidak dalam bentuk uang. Contohnya promosi jabatan, lingkungan kerja yang mendukung, hubungan kerja yang baik dengan anggota perusahaan lainnya.

Selain itu, insentif bisa diberikan kepada individu atau tim yang sudah berkontribusi.

3. Insentif Sosial

Satu lagi jenis insentif adalah insentif sosial. Contoh insentif ini misalnya hubungan antara sesama rekan kerja atau dengan atasan yang baik.

Risiko Pemberian Insentif

Meskipun tujuan insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas dan performa karyawan, ada risiko yang perlu Anda perhatikan. Terlebih jika Anda memberikan insentif secara keliru.

Pada dasarnya, risiko pemberian uang insentif adalah standar kompensasi yang sulit diukur dan terkadang bisa menimbulkan rasa tidak adil bagi karyawan.

Hal ini dapat menyebabkan lingkungan kerja menjadi tidak efektif dan juga ada karyawan yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya secara benar.

Selain itu, adanya faktor internal dan eksternal yang bisa menyebabkan pemberian insentif menjadi tidak maksimal.

Misalnya seperti ada kerusakan pada mesin produksi, atau permintaan pasar yang sedang berkurang.

Baca juga: 10 Fasilitas yang Diharapkan Karyawan Selain Gaji, Wajib Tahu!

Contoh Perhitungan Insentif Karyawan

Lalu bagaimana rumus perhitungan insentif karyawan yang benar?

Pada umumnya, ada empat cara menghitung insentif karyawan. Setiap jenis perhitungan harus dilakukan secara detail dan akurat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Berikut beberapa cara dan contoh perhitungan insentif karyawan yang perlu Anda ketahui:

1. Straight Peacework Plan

Cara pertama adalah straight peacework plan. Cara ini paling umum digunakan oleh perusahaan di Indonesia karena sistem hitungnya yang sederhana dan semua dihitung secara proporsional.

Berikut rumus yang digunakan:

Tarif upah per potong x kelebihan produktivitas di atas standar rata-rata

Maka contoh perhitungan insentifnya adalah:

  • Produksi standar per jam: 30 unit
  • Jumlah yang diproduksi per jam: 40 unit
  • Tarif upah per jam: Rp40.000,00
  • Tarif insentif per jam: Rp20.000,00
  • Total jumlah upah per jam: Rp40.000,00 + Rp20.000,00 = Rp60.000,00
  • Biaya tenaga kerja per unit: Rp60.000,00 / 60 = Rp1.500,00

2. One Hundred Percent Bonus Plan

Cara selanjutnya adalah one hundred percent bonus plan. Sistem hitung yang digunakan adalah satuan waktu per unit. Rumus perhitungan intensif yang digunakan adalah:

Kinerja aktual / (kinerja standar x upah per jam)

Contoh perhitungan:

  • Jam kerja normal: 8 jam
  • Unit produksi: 300 unit
  • Produksi standar: 250 unit
  • Rasio efisiensi: 300 unit / 250 unit = 1,2
  • Tarif upah per jam: Rp40.000,00
  • Tarif upah per jam x rasio efisiensi: Rp40.000,00 x 1,2 = Rp48.000,00
  • Total upah: (8 jam x Rp40.000,00) + Rp48.000,00 = Rp368.000,00
  • Total upah per unit produksi: Rp368.000,00 / 300 unit = Rp1.226

3. Taylor Peacework Plan

Sistem perhitungan yang digunakan taylor peacework plan dibagi menjadi dua, yaitu pada karyawan yang menghasilkan di bawah rata-rata dan di atas rata-rata.

Contoh perhitungan insentifnya adalah:

Tarif yang ditentukan untuk jumlah unit produksi per jamnya adalah Rp1.000,00 bagi yang berhasil menyelesaikan sebanyak 20 unit. Sedangkan untuk karyawan yang berhasil menyelesaikan sebanyak 30 unit per jamnya akan dikenakan tarif Rp1.500,00.

Maka untuk karyawan yang berhasil menyelesaikan sebanyak 30 unit upah per jamnya adalah: 30 x Rp1.500,00 = Rp45.000,00.

Sedangkan untuk karyawan yang menyelesaikan di bawah 20 unit upah per jamnya adalah: 20 x Rp1.000,00 = Rp20.000,00.

4. Group Peacework Plan

Terakhir ada group peacework plan. Sistem yang dikenakan adalah tarif upah per potong dalam kelompok kerja. Pemberian insentif ini ditujukan kepada satu tim, bukan per individu.

Contoh:

  • Unit produksi: 250 unit
  • Jam kerja normal: 13 jam
  • Jam kerja sebenarnya: 10 jam
  • Upah tim: Rp30.000,00
  • Bonus tim: Rp10.000,00
  • Total upah tim: Rp30.000,00 + Rp10.000,00 = Rrp40.000,00
  • Total upah per unit produksi: Rp40.000,00 / 250 = Rp160

Indikator Pemberian Insentif

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pemberian insentif yang kurang tepat dapat merugikan perusahaan. Maka dari itu, Anda wajib memerhatikan beberapa indikator berikut:

  • Prestasi karyawan: pemberian insentif berdasarkan prestasi yang dicapai oleh karyawan.
  • Efisiensi karyawan: pemberian insentif berdasarkan seberapa cepat karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya.
  • Jabatan: pemberian insentif berdasarkan masa bakti karyawan di sebuah perusahaan.
  • Keadilan dan kelayakan: pemberian insentif berdasarkan keadilan dan kelayakan hidup karyawannya.

Demikianlah penjelasan terkait apa itu insentif, jenis, manfaat, contoh perhitungan, dan tips memberikannya.

Pemberian insentif kepada karyawan harus diperhatikan dan dilakukan dengan benar. Jangan sampai ada karyawan yang merasa cemburu dan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan kerja serta kegiatan operasional perusahaan.

Jika perusahaan Anda sedang mencari karyawan baru, maka Anda bisa menaruh informasi lokernya di KitaLulus. Tinggal registrasi melalui form yang tersedia, dan iklan Anda akan ditayangkan secara luas.

Dapatkan kandidat terbaik dan berpotensi dalam hitungan hari dengan #LebihMudah mulai dari sekarang!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top