Waspadai Varian Baru Covid Omicron! Tetap Jaga Protokol Kesehatan

Shirley Candrawardhani
Redaksi KitaLulus merupakan content writer dan editor profesional yang mengelola konten artikel di KitaLulus.
varian baru covid omicron
Waspadai Varian Baru Covid Omicron! Tetap Jaga Protokol Kesehatan

Hampir dua tahun lamanya, wabah covid-19 menyerang Indonesia. Sampai saat ini, jumlah kasus covid-19 di Indonesia mencapai 4,26 juta dan angka kematian mencapai 144 ribu jiwa. Belum menghilang dari dunia, kini ada varian baru yang diklaim memiliki tingkat penularan lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya, yaitu covid omicron.

Varian baru virus covid omicron ini terus meluas dan menyebar ke berbagai negara. Awalnya, mutasi covid-19 ini ditemukan di Afrika Selatan dan memiliki gejala yang berbeda dengan varian virus sebelumnya.

Lalu bagaimana awal mulai covid omicron ini bisa ditemukan? Dan bagaimana gejalanya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Awal Mula Covid Omicron

Covid omicron pertama kali terdeteksi di Botswana, Afrika Selatan, pertengahan November 2021. World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia) atau WHO menyebutkan bahwa varian mutasi baru ini memiliki tingkat penularan yang tinggi dan mengelompokkannya ke dalam kategori varian of concern atau varian yang sangat diwaspadai.

Seorang dokter bernama Angelique Coetzee, adalah dokter pertama di Afrika Selatan yang melaporkan adanya gejala covid omicron ini. Ia mengetahuinya setelah mendapatkan pasien berusia sekitar enam tahun dengan gejala suhu dan denyut nadi yang sangat tinggi.

Tetapi setelah dilakukan tindakan medis, dua hari kemudian pasien tersebut membaik. Menurut dokter Angelique, gejala covid omicron ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Meskipun suhu tubuh dan denyut nadi tinggi, para pasien tidak mengalami gejala kehilangan penciuman atau anosmia.

Ia pun menambahkan bahwa gejala covid omicron ini sangat ringan namun bisa menyerang orang yang belum divaksinasi. Hal ini karena beberapa pasien yang datang dengan gejala tersebut merasa sangat lelah dan mengaku belum divaksinasi.

Kasus covid omicron rata-rata terjadi pada pasien berusia sekitar 18-34 tahun. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah ketika varian baru ini menyerang lansia dengan penyakit lainnya seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit dengan tingkat keparahan tinggi.

Situasi epidemiologis atau situasi kesehatan di Afrika Selatan ditandai dengan tiga kasus covid yang berbeda. Sebelum varian covid omicron, negara yang terkenal akan kekayaan tambangnya itu didominasi dengan varian delta.

Menurut WHO varian baru covid omicron memiliki sejumlah mutasi dan beberapa diantaranya mengkhawatirkan. Dari beberapa hasil tes lab dan penelitian yang dilakukan, WHO menetapkan bahwa varian baru ini bisa menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mengganggu efektivitas vaksin.

Perlu diketahui, sebelumnya WHO menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai varian yang sangat diwaspadai. Dan kini varian covid omicron menambah daftar varian of concern. WHO juga meminta negara-negara untuk lebih meningkatkan pengawasan dan pengurutan untuk menghadapi varian baru SARS-coV-2 yang sedang beredar ini.

Negara-negara yang Terdeteksi Covid Omicron

Meski beberapa negara dideteksi sudah terkena varian covid omicron, WHO belum menyebutkan adanya kasus kematian dari varian baru ini. Berikut beberapa negara yang mendeteksi varian covid omicron di tengah lonjakan kasus covid-19.

1. Rusia

Negara terbesar di dunia, Rusia, melaporkan adanya dua varian covid omicron setelah sejumlah pendatang tiba dari Afrika Selatan pada bulan Desember ini. Badan Perlindungan Konsumen Rusia, Rospotreb Nadzor, menyebutkan bahwa 10 pendatang dilaporkan terinfeksi varian omicron. Padahal, disaat mengumumkan hal tersebut, Rusia masih harus menghadapi lonjakan kasus dan angka kematian yang tinggi.

2. Korea Selatan

Negara kedua yang mendeteksi kasus covid omicron adalah Korea Selatan. Negeri ginseng mendeteksi adanya lima varian covid omicron pada awal Desember. Besoknya, Seoul juga turut mengumumkan lonjakan kenaikan kasus harian covid-19 yang mencapai lebih dari 5.000 kasus. Badan Pencegahan dan Pengendalian Korea Selatan, menyebutkan bahwa dua kasus covid omicron ditemukan pada pendatang dari Nigeria.

3. India

Selanjutnya ada negara India yang mendeteksi tiga kasus covid omicron pada awal Desember. Tiga pasien yang terpapar berusia 46 tahun, 66 tahun, dan 72 tahun. Salah satu pasien tersebut memang ada yang menetap di Zimbabwe, Afrika Selatan, selama sepuluh tahun sebelum memutuskan untuk kembali ke India. Terlepas dari kasus baru, Kementerian Kesehatan India melaporkan kasus harian covid-19 bertambah menjadi 36,42 juta dan 470ribu kematian.

4. Jerman

Salah satu negara terkaya dan terkuat di dunia, Jerman, juga melaporkan adanya dua kasus covid omicron dari pendatang yang bepergian ke Afrika Selatan melalui Bandara Munich. Namun, pemerintah Jerman langsung bertindak cepat dengan membatasi aktivitas warga yang belum divaksin untuk tetap di rumah dan hanya boleh keluar untuk urusan esensial seperti ke apotek atau toko kebutuhan sehari-hari. Kasus covid-19 di Jerman mencapai angka 73.279.

5. Afrika Selatan

Afrika Selatan mendeteksi varian baru covid omicron pada pertengahan November lalu. Presiden Cyril Ramaphosa, menyebutkan bahwa negaranya tengah bersiap untuk menghadapi gelombang keempat covid-19. Tidak hanya varian baru, kasus covid-19 di Afrika Selatan pun meningkat dua kali lipat. Para ilmuwan memprediksikan bahwa kasus covid di Afrika Selatan akan lebih tinggi dua atau tiga kali lipat. Kasus harian covid-19 di Afrika Selatan mencapai 11.215 kasus.

6. Belanda

Selanjutnya, Belanda melaporkan varian covid omicron pertama pada awal Desember. Institut Kesehatan Publik dan Lingkungan Nasional Belanda mengumumkan bahwa varian tersebut ditemukan pada dua pasien covid-19 yang diambil pada bulan November. Kasus harian covid-19 di Belanda mencapai 23.078 dan hingga kini total kasus keseluruhan mencapai 2.75 juta dengan 19.668 kematian.

Cara Mencegah Penyebaran Covid-19 di Kantor

Meskipun belum ada tanda-tanda kapan virus covid-19 berakhir, pemerintah sudah mengizinkan perkantoran aktif kembali dan sudah work from office. Namun dengan adanya varian baru covid omicron, hal ini bisa memicu terjadinya klaster infeksi baru di wilayah perkantoran.

Oleh karena itu, protokol kesehatan jangan sampai kendor atau bahkan tidak ditaati sama sekali. Selain itu, ada beberapa aturan dan standar khusus bagi perusahaan yang sudah mulai aktif kembali.

Mulai dari pembatasan kapasitas jumlah karyawan, pembatasan usia karyawan yang boleh bekerja di kantor, pengecekan suhu, posisi di dalam elevator, dan pengaturan denah ruang kerja. Berikut beberapa tips untuk mencegah terjadinya klaster kantor.

1. Selalu Menggunakan Masker

Meskipun jarak sudah diatur sedemikian rupa, pemakaian masker harus ditaati. Hal ini dikarenakan, kita tidak tahu dan tidak bisa menjamin bagaimana kondisi kesehatan rekan kerja. Masker harus selalu digunakan dalam kondisi apapun.

2. Membawa Bekal dari Rumah

Tips selanjutnya adalah dengan membawa bekal sendiri dari rumah. Selain lebih sehat dan higienis, membawa makanan dari rumah juga bisa mencegah kita berada di kerumunan kantin pada saat jam istirahat. Meskipun kamu tetap memilih makanan kantin, pastikan bahwa makanan tersebut bersih dan sehat. Jangan lupa untuk jaga jarak minimal satu meter dan usahakan untuk tidak berbagi makanan.

3. Jaga Kebersihan Lingkungan Kerja

Sudah memakai masker dan menjaga jarak? Tips selanjutnya adalah menjaga kebersihan lingkungan kerja kamu. Terutama pada benda-benda yang sering kamu sentuh, seperti meja kantor, keyboard komputer, permukaan meja, permukaan kursi, peralatan tulis, dan lain-lainnya. Jangan lupa semprotkan cairan antiseptik untuk menjaga kebersihan dari kuman penyebab penyakit.

4. Testing Secara Berkala

Cara mencegah penyebaran covid-19 di kantor selanjutnya adalah dengan melakukan testing secara berkala. Bagi perusahaan yang sudah aktif kembali beroperasi, maka bisa menyediakan fasilitas rapid test atau PCR test kepada karyawannya. Hal ini bertujuan untuk dapat mendeteksi awal adanya indikasi infeksi virus covid-19.

5. Seimbangkan dengan Prokes di Rumah

Tidak hanya di lingkungan kerja, menjaga protokol kesehatan juga wajib dilakukan di rumah. Terutama ketika bertemu anggota keluarga setelah seharian beraktivitas di luar. Jangan sampai kita menularkan atau membawa virus dari luar, masuk ke dalam rumah. Lindungi keluarga tercinta dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Mandi dan cuci semua pakaian yang dipakai dengan bersih sebelum bercengkrama dengan anggota keluarga.

Virus covid-19 membuat kita semua membatasi kegiatan dengan hanya melakukan aktivitas di rumah saja. Mulai dari kegiatan belajar mengajar, perkantoran, hingga hal-hal lainnya. Meskipun pemerintah mengizinkan kantor untuk aktif kembali, tidak sedikit yang masih mewajibkan karyawannya untuk work from home.

Nah, bagi kamu yang ingin mencari pekerjaan yang remote atau work from home, bisa cek di aplikasi KitaLulus. Selain mudah digunakan dan cepat, aplikasi KitaLulus juga sangat aman untuk digunakan.

Download aplikasi KitaLulus di Play Store secara gratis. Masukan data diri dan cari pekerjaan impianmu. Tunggu apa lagi, download sekarang juga biar nggak ketinggalan!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top