Reksadana Pendapatan Tetap: Pengertian, Return, Rekomendasi

Rabbani Haddawi
Seorang penulis dan editor profesional dengan pengalaman lebih dari 5 tahun. Memiliki keahlian dalam penulisan konten bidang keuangan, investasi, serta asuransi.
reksadana-pendapatan-tetap
Reksadana Pendapatan Tetap: Pengertian, Return, Rekomendasi

Reksadana pendapatan tetap kini semakin populer di kalangan investor yang mencari alternatif investasi yang menghasilkan pendapatan tetap dengan tingkat risiko yang relatif lebih rendah. 

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pengertian, return, dan rekomendasi reksadana pendapatan tetap sehingga kamu dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. 

Jadi, mari kita mulai dengan memahami apa itu reksadana pendapatan tetap dan bagaimana instrumen investasi ini dapat menjadi bagian dari portofolio milikmu.

Pengertian Reksadana Pendapatan Tetap

reksadana pendapatan tetap

Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan dana yang dikelola ke dalam instrumen-instrumen investasi berpendapatan tetap. Tujuan investasi reksadana pendapatan tetap adalah untuk menghasilkan pendapatan yang stabil bagi investor melalui bunga atau kupon yang diterima dari instrumen investasi yang dimiliki.

Reksadana pendapatan tetap berbeda dengan jenis reksadana lain seperti reksadana saham dan reksadana campuran. Reksadana saham menginvestasikan sebagian besar dana mereka pada saham perusahaan, sedangkan reksadana campuran menginvestasikan dana mereka dalam kombinasi antara saham dan instrumen pendapatan tetap. 

Reksadana pendapatan tetap cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dan lebih stabil dibandingkan dengan reksadana saham, tetapi potensi return-nya juga lebih rendah.

Dalam jenis reksadana satu ini, uang yang diberikan investor akan dikelola dalam instrumen-instrumen berpendapatan tetap seperti:

  • Obligasi pemerintah: Surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai kebutuhan fiskal negara.
  • Obligasi korporasi: Surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai ekspansi atau kebutuhan modal.
  • Surat utang jangka pendek: Instrumen utang dengan jangka waktu jatuh tempo yang lebih pendek, seperti deposito berjangka, commercial paper, dan surat berharga syariah negara (SBSN).

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang: Cara Kerja, Keuntungan, Rekomendasi

Return dalam Reksadana Pendapatan Tetap

Return reksadana pendapatan tetap dapat dihitung dengan melihat perubahan nilai investasi dan pendapatan bunga atau kupon yang diterima dari instrumen investasi yang dimiliki. Return ini biasanya diukur dalam persentase dan dinyatakan dalam satuan waktu tahunan, seperti per tahun atau per kuartal.

Untuk menghitung return, kamu bisa menggunakan rumus berikut ini.

Return = ((Nilai Investasi Akhir – Nilai Investasi Awal) + Pendapatan Bunga atau Kupon) / Nilai Investasi Awal x 100%

Faktor yang Mempengaruhi Return Reksadana Pendapatan Tetap

Ternyata terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil return dari reksadana pendapatan tetap. Ketahui apa saja faktornya di bawah ini.

  • Tingkat Suku Bunga: Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi harga obligasi dan instrumen investasi lain dalam portofolio reksadana pendapatan tetap. Ketika suku bunga naik, harga dari obligasi sendiri biasanya berdampak turun, dan begitu pula sebaliknya.
  • Kualitas Instrumen Investasi: Kualitas instrumen investasi dalam portofolio reksadana pendapatan tetap mempengaruhi tingkat return yang dihasilkan. Instrumen investasi dengan peringkat kredit yang lebih tinggi cenderung memiliki return yang lebih rendah, namun risikonya lebih kecil.
  • Durasi Investasi: Durasi investasi juga mempengaruhi return reksadana pendapatan tetap. Semakin panjang durasi investasi, semakin tinggi risiko terkait perubahan suku bunga, dan potensi return yang dihasilkan.

Secara umum, reksadana pendapatan tetap memiliki potensi return yang lebih rendah dibandingkan dengan reksadana saham, tetapi lebih tinggi dari reksadana pasar uang. Hal ini disebabkan oleh karakteristik instrumen investasi yang dimiliki oleh masing-masing jenis reksadana. 

Reksadana saham memiliki risiko yang lebih tinggi karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham, tetapi potensi return yang lebih tinggi. 

Sementara itu, reksadana pasar uang memiliki risiko yang paling rendah dan return yang paling konservatif karena berinvestasi dalam instrumen investasi jangka pendek seperti deposito berjangka dan commercial paper.

Baca Juga: Pengertian Reksadana, Jenis, Keuntungan, dan Cara Memilihnya

Risiko Reksadana Pendapatan Tetap

Meskipun reksadana pendapatan tetap cenderung lebih stabil dan memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis reksadana lain, tetap saja ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi. 

Berikut ini beberapa risiko yang mungkin dihadapi oleh investor reksadana pendapatan tetap:

1. Risiko Suku Bunga

Perubahan suku bunga mempengaruhi harga obligasi dan instrumen investasi lain dalam portofolio reksadana pendapatan tetap. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, sehingga mengurangi nilai investasi milikmu. 

Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi akan naik, meningkatkan nilai investasimu. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana perubahan suku bunga dapat mempengaruhi investasimu dalam reksadana pendapatan tetap.

2. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa penerbit obligasi atau instrumen investasi lain gagal memenuhi kewajiban pembayaran bunga atau pokok. Risiko ini berkaitan dengan kemampuan penerbit obligasi dalam memenuhi kewajiban keuangannya. 

Dalam hal ini, penting untuk memperhatikan kualitas kredit dari instrumen investasi yang ada dalam portofolio reksadana pendapatan tetap. Pilihlah reksadana yang menginvestasikan sebagian besar dana mereka pada instrumen dengan peringkat kredit yang baik untuk mengurangi risiko kredit.

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang berkaitan dengan kemampuan untuk menjual instrumen investasi yang ada dalam portofolio reksadana pendapatan tetap dengan cepat dan tanpa mengalami kerugian yang signifikan. 

Instrumen dengan likuiditas yang rendah mungkin sulit dijual atau diperdagangkan, terutama dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. 

Untuk mengurangi risiko likuiditas, pastikan bahwa reksadana pendapatan tetap yang kamu pilih memiliki strategi yang baik untuk menjaga likuiditas dan menginvestasikan dana pada instrumen yang mudah diperdagangkan.

Rekomendasi Reksadana Pendapatan Tetap Terbaik

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Bareksa, ada beberapa reksadana yang mencatat dana kelolaan terbesar pada Oktober 2022 lalu. Berikut ini beberapa contohnya:

1. Danamas Stabil

Produk reksadana Danamas Stabil dari Sinarmas Asset Management berhasil menduduki peringkat pertama dalam daftar reksadana pendapatan tetap dengan dana kelolaan terbesar bulan lalu. 

Dalam bulan Oktober 2022, dana kelolaan Danamas Stabil mencapai Rp 15,63 triliun, naik 50% sepanjang tahun ini dan 2% dalam sebulan.

2. Sucorinvest Stable Fund

Reksadana Sucorinvest Stable Fund menempati peringkat kedua dalam daftar reksadana pendapatan tetap dengan dana kelolaan terbesar. 

Produk ini, yang dikelola oleh Sucor Asset Management, mencatat dana kelolaan sebesar Rp 13,95 triliun pada bulan Oktober 2022, mengalami pertumbuhan 83% sepanjang tahun ini.

3. Manulife Pendapatan Bulanan II

Pada posisi ketiga, ada reksadana Manulife Pendapatan Bulanan II. Reksadana ini mencatat dana kelolaan sebesar Rp 6,29 triliun pada akhir bulan Oktober 2022.

4. Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A

Reksadana Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A mengalami penurunan satu peringkat dan berada di posisi keempat, dengan dana kelolaan sebesar Rp5,38 triliun pada Oktober 2022. 

Bulan sebelumnya, Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A mengalami pertumbuhan sebesar 1% secara bulanan.

5. Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara

Di posisi kelima, ada Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara yang merupakan salah satu reksadana fixed income fund dengan dana kelolaan terbesar, mencapai Rp4,38 triliun.

Baca Juga: 7 Jenis Investasi Paling Menguntungkan & Aman untuk Pemula

Kesimpulannya, reksadana pendapatan tetap merupakan pilihan investasi yang baik bagi mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tetap dan stabil. Reksadana jenis ini sangat sesuai bagi investor yang tidak ingin mengambil risiko besar atau yang belum memiliki pengetahuan mendalam tentang investasi.

Dengan demikian, reksadana pendapatan tetap menjadi alternatif menarik bagi investor yang mencari investasi dengan penghasilan tetap dan risiko lebih rendah. 

Semoga informasi yang disajikan di artikel ini bisa membantu kamu untuk lebih memahami reksadana pendapatan tetap dan bagaimana instrumen ini bisa menjadi bagian dari portofolio investasimu. 

Selalu ingat untuk mempertimbangkan faktor risiko yang ada sebelum memutuskan berinvestasi dan pastikan untuk memilih reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu.

Jika kamu tertarik dengan topik investasi dan finansial, sudah saatnya kamu langganan newsletter dari KitaMapan dan dapatkan semua informasi terbaru yang kamu butuhkan. Dijamin kamu akan semakin melek finansial dan kondisi keuanganmu bisa semakin membaik, lho!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top