Stock Split adalah: Pengertian, Tujuan, dan Dampaknya

Rabbani Haddawi
Seorang penulis dan editor profesional dengan pengalaman lebih dari 5 tahun. Memiliki keahlian dalam penulisan konten bidang keuangan, investasi, serta asuransi.
stock split
Stock Split adalah: Pengertian, Tujuan, dan Dampaknya

Stock split adalah salah satu istilah yang sering terdengar dalam dunia investasi saham. Namun, bagi mereka yang baru memulai dalam berinvestasi, mungkin masih merasa asing dengan istilah ini. 

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara mendalam tentang stock split dalam saham, termasuk definisi, tujuan, dan dampaknya.

Apa Itu Stock Split dan Reverse Stock Split?

stock split reverse stock split

Stock split adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan likuiditas saham dengan memperbanyak jumlah saham yang tersedia. Dalam stock split, perusahaan akan membagi saham yang ada menjadi beberapa bagian dengan nilai nominal yang lebih kecil. 

Misalnya, jika sebelumnya ada 1 saham senilai $100, setelah dilakukan stock split 2:1, maka jumlah saham yang ada akan menjadi 2 saham senilai $50.

Di sisi lain, reverse stock split adalah kebalikan dari stock split. Dalam reverse stock split, perusahaan akan menggabungkan beberapa saham menjadi satu saham dengan nilai nominal yang lebih besar. 

Sebagai contoh, jika sebelumnya ada 2 saham senilai $50, setelah dilakukan reverse stock split 1:2, maka jumlah saham yang ada akan menjadi 1 saham senilai $100.

Perbedaan antara stock split dan reverse stock split adalah pada arah pembagian saham. Dalam stock split, saham dibagi menjadi beberapa bagian dengan nilai nominal yang lebih kecil, sedangkan dalam reverse stock split, beberapa saham digabung menjadi satu saham dengan nilai nominal yang lebih besar.

Baca Juga: Investasi Jangka Panjang: Definisi, Tujuan, dan Contohnya

Tujuan Stock Split dalam Saham

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan ketika melakukan stock split, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Likuiditas Saham

Dengan meningkatkan jumlah saham yang tersedia, maka perusahaan dapat menarik lebih banyak investor untuk membeli saham mereka. Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan, maka likuiditas saham perusahaan juga akan meningkat.

2. Menurunkan Harga Saham

Jika harga saham perusahaan terlalu tinggi, maka hal tersebut bisa menjadi kendala bagi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dalam hal ini, stock split dapat membantu menurunkan harga saham perusahaan sehingga lebih mudah diakses oleh investor.

3. Meningkatkan Jumlah Saham yang Tersedia

Dengan meningkatkan jumlah saham yang tersedia, maka perusahaan dapat memperluas kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat umum. Dalam hal ini, stock split dapat membantu perusahaan untuk mengumpulkan lebih banyak modal dengan cara menjual lebih banyak saham.

4. Memperbaiki Citra Perusahaan

Stock split dapat menjadi tanda positif bagi perusahaan karena dapat menunjukkan bahwa perusahaan sedang berkembang dan berhasil. Dalam hal ini, stock split dapat membantu memperbaiki citra perusahaan di mata investor dan masyarakat.

Baca Juga: Diversifikasi adalah: Definisi, Tujuan, dan Strateginya

Dampak Stock Split dalam Saham

Stock split dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham dan likuiditas saham perusahaan. Beberapa dampak yang dapat terjadi ketika perusahaan melakukan stock split adalah sebagai berikut:

Dampak Positif Terhadap Harga Saham

Dalam banyak kasus, stock split dapat menyebabkan kenaikan harga saham karena investor lebih mudah untuk membeli saham dengan harga yang lebih terjangkau. 

Selain itu, stock split juga dapat menunjukkan tanda positif bagi perusahaan sehingga dapat menarik minat investor yang lebih banyak.

Dampak Positif Terhadap Jumlah Investor

Dengan meningkatkan likuiditas saham dan menurunkan harga saham, stock split dapat membantu perusahaan untuk menarik investor baru. 

Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan, maka semakin besar pula potensi keuntungan yang dapat diperoleh oleh investor tersebut.

Dampak Negatif Terhadap Nilai Saham

Meskipun stock split dapat menyebabkan kenaikan harga saham, nilai saham secara keseluruhan tetap sama. Dalam hal ini, investor tidak akan mengalami perubahan dalam nilai sahamnya. 

Selain itu, jika stock split dilakukan terlalu sering, maka hal tersebut dapat menyebabkan kekhawatiran bagi investor dan menurunkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan.

Dampak Negatif Terhadap Likuiditas Saham

Meskipun stock split dapat meningkatkan likuiditas saham, namun jika dilakukan terlalu sering, maka hal tersebut dapat menyebabkan oversupply saham yang tidak dapat ditanggung oleh pasar. Dalam hal ini, likuiditas saham perusahaan dapat menurun dan menyebabkan harga saham turun.

Baca Juga: Capital Gain adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Contoh Implementasi Stock Split dalam Saham

Beberapa perusahaan terkenal yang pernah melakukan stock split adalah Apple Inc., Google (sekarang Alphabet Inc.), dan Coca-Cola. Apple Inc. pernah melakukan stock split sebanyak 4 kali sejak pertama kali terdaftar di bursa saham, yaitu pada tahun 1987, 2000, 2005, dan 2014.

Google juga pernah melakukan stock split pada tahun 2014 dengan rasio 2:1. Sementara itu, Coca-Cola pernah melakukan stock split sebanyak 11 kali sejak tahun 1927 hingga 1996.

Dalam contoh-contoh di atas, stock split dapat memberikan efek positif bagi perusahaan dengan meningkatkan likuiditas saham dan menurunkan harga saham. Selain itu, stock split juga dapat menunjukkan bahwa perusahaan sedang berkembang dan berhasil.

Dalam investasi saham, stock split dapat memberikan efek positif bagi perusahaan dengan meningkatkan likuiditas saham dan menurunkan harga saham. 

Namun, perlu diingat bahwa stock split dapat memiliki dampak negatif terhadap nilai saham dan likuiditas saham jika dilakukan terlalu sering. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan dampak stock split dalam keputusan investasi saham.

Dalam hal ini, investor dapat melakukan riset terhadap perusahaan dan melihat sejarah stock split yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut. 

Selain itu, investor juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti fundamental perusahaan, kinerja finansial, dan prospek bisnis di masa depan sebelum memutuskan untuk membeli saham perusahaan.

Perlu diingat bahwa investasi saham selalu memiliki risiko. Oleh karena itu, kamu sebagai investor harus memperhitungkan risiko yang dapat terjadi sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Dalam melakukan investasi saham, kamu perlu memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai saham, seperti stock split dan reverse stock split.

Oleh karena itu, kamu perlu selalu mengikuti perkembangan perusahaan dan industri yang diinvestasikan serta melakukan riset secara mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Demikianlah artikel mengenai informasi seputar pengertian, tujuan, dan dampak stock split. Semoga artikel di atas bermanfaat, ya!

Jika kamu tertarik dengan tips dan informasi seputar keuangan seperti artikel di atas, selalu kunjungi laman KitaMapan untuk mendapatkan update terbarunya.

Kamu juga bisa berlangganan newsletter-nya hanya dengan memasukkan alamat email. Yuk, mulai terapkan tips mengelola keuangan dari KitaMapan sekarang!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top