Workaholic Adalah Pekerja Keras? Ini Pengertian dan Ciri-ciri Workaholic

Putri Prima
Lulusan Ilmu Komunikasi yang mendalami dunia content writing, khususnya di bidang karir dan bisnis.
Apa itu workaholic dan bedanya dengan pekerja keras
Workaholic Adalah Pekerja Keras? Ini Pengertian dan Ciri-ciri Workaholic

Workaholic adalah- Selama ini kita mengetahui workaholic adalah sebutan untuk untuk pekerja keras. Padahal antara workaholic dan pekerja keras itu berbeda, lho!  Kamu kagetkan mendengarnya? 

Seorang workaholic biasanya akan menomor satukan pekerjaanya dari segala-galanya. Sementara pekerja keras adalah orang yang mencintai pekerjaanya tapi masih bisa bersantai. Nah, agar kamu tidak salah kaprah lagi, KitaLulus akan membahas secara dalam tentang apa itu workaholic. Simak, ya!

Apa Itu Workaholic?

Apa itu workaholic di dunia kerja

Workaholic adalah kondisi seseorang yang kecanduan kerja, di mana mereka merasakan kebutuhan dalam diri untuk terus bekerja. Perasaan ini tidak dapat dikendalikan. Dengan kata lain, kecanduan terus menerus bekerja ini diciptakan dari dalam diri sendiri, bukan karena adanya faktor lain. 

Banyak orang yang menyebut workaholic dengan sebutan “gila kerja“.

Seorang workaholic akan ‘mengubur diri’ dalam pekerjaan, hingga dia lupa bahwa hidup bukan hanya untuk bekerja saja. 

Di zaman sekarang, fenomena workaholic adalah sesuatu yang lumrah, karena banyak perusahaan menerapkan hustle culture.

Dilansir dari Taylor’s University, hustle culture adalah sebuah budaya kerja ketika seseorang dipaksa (oleh atasan, tujuan, atau situasi) bekerja lebih dari seharusnya demi mencapai sesuatu.

Sebuah perusahaan yang menerapkan hustle culture biasanya akan menuntut karyawannya bekerja tanpa peduli jam atau load, yang penting tujuan bisnis terpenuhi. Akhirnya, terciptalah pribadi-pribadi workaholic alias gila kerja, yang bisa bekerja di mana saja tanpa peduli situasi dan kondisi.

Apakah Workaholic Adalah Gangguan Jiwa?

Berdasarkan suatu penelitian dikatakan 7,8% orang di dunia tergolong dalam workaholic. Lalu, apakah gila kerja termasuk gangguan jiwa? Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), workaholic bukanlah kondisi gangguan jiwa.

Mengapa bukan? Karena kecanduan kerja masih bisa dilihat sisi positifnya, tidak melulu dianggap masalah. 

Ciri-ciri Kamu Adalah Workaholic

Tanda gejala dan ciri ciri workaholic

Lalu, bagaimana cara kita tahu apakah kita workaholic atau bukan? Kamu bisa mengenali apakah kamu seorang workaholic apa bukan dengan mengetahui ciri-ciri berikut ini:

1. Memprioritaskan Pekerjaan

Mengutip dari The Ladders, salah satu ciri paling jelas dari seorang workaholic adalah ia selalu mengutamakan pekerjaan. 

Seorang workaholic akan bekerja tanpa kenal waktu dan tempat. Di manapun dan kapanpun itu, mereka akan menyempatkan waktu untuk bekerja. Tidak peduli akhir pekan atau tanggal merah, mereka akan selalu bekerja.

2. Keseriusan Kerja

Saat bekerja, seorang workaholic tidak ingin diganggu. Ia akan memusatkan pikirannya agar pekerjaannya segera tuntas. Dengan begitu, apa yang ia kerjakan memberikan hasil maksimal.

3. Sangat Ambisius

Seorang workaholic adalah pekerja yang sangat ambisius mencapai target. Jika target tidak tercapai, ia akan merasa stress. Ia akan rela melakukan apa saja demi tercapainya tujuan. 

4. Stres Jika Tidak Bisa Bekerja

Karena dorongan yang besar untuk bekerja, seorang workaholic akan merasa stres bila tidak bisa bekerja. Bahkan, ia akan mencari cara atau hal lain yang bisa ia kerjakan. 

5. Menjadikan Pekerjaan Sebagai Pelarian

Ciri lain dari workaholic adalah menjadikan pekerjaan sebagai pelarian. Mengutip Forbes, seorang workaholic biasanya akan bekerja untuk mengurangi rasa bersalah, cemas, atau bahkan depresi. Seorang workaholic akan bekerja untuk mengalihkan diri dari semua masalah yang tengah dihadapi. 

6. Tidak Punya Waktu untuk Kehidupan Pribadi

Karena terus menerus bekerja, seorang workaholic tidak punya waktu untuk kehidupan pribadinya. Semua waktunya ia gunakan untuk bekerja. Ia lebih mementingkan bekerja dari berkumpul dengan keluarga, teman, atau menjalankan hobinya. 

7. Tidak Menyadari Kondisi Ini

Ciri lainnya adalah seorang workaholic tidak menyadari kondisi ini dan apa dampak negatifnya bagi dirinya.  Mereka tidak ingin disebut gila kerja, mereka merasa apa yang mereka lakukan adalah kerja keras.

BACA JUGA: Ketahui Ciri-Ciri Lingkungan Kerja Toxic yang Mungkin Kamu Alami

Dampak Menjadi Seorang Workaholic

Ciri ciri workaholic

Kecanduan kerja di luar batas normal bisa menimbulkan masalah. Seperti kasus kecanduan lainnya, kecanduan kerja didorong oleh paksaan, bukan karena rasa dedikasi pada pekerjaan. 

Pada kenyataanya, seorang workaholic mungkin tidak senang dan menderita karena terus bekerja, mereka mungkin terlalu memikirkan pekerjaan dan merasa tidak dapat mengendalikan keinginan untuk bekerja. 

Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa tekanan berlebihan di lingkungan kerja bisa meningkatkan risiko gangguan jiwa serius seperti depresi. Workaholic mungkin kurang memerhatikan kesehatannya karena kurang tidur, kurang makan, dan mungkin juga banyak mengonsumsi kafein secara berlebihan.

Perbedaan Workaholic dengan Pekerja Keras

Dampak hustle culture dan workaholic

Selama ini, banyak orang mengira workaholic sama dengan pekerja keras, karena tampak “dari luar”-nya memang demikian. Padahal keduanya sangat berbeda, lho!

Seseorang yang bekerja keras biasanya masih memiliki kehidupan sosial. Meski barangkali aktivitas sosialnya tidak sebanyak orang yang bekerja dengan kapasitas “normal”, para pekerja keras masih bisa menyisihkan waktu untuk orang-orang terdekat, mempelajari hal baru, dan bahkan melaksanakan hobi.

Perbedaan workaholic dengan pekerja keras terletak dari kesusahannya membagi waktu demi work-life balance. Seorang workaholic akan merasa waktunya tidak pernah cukup untuk bekerja. Alhasil, dia sampai rela mengorbankan aspek-aspek penting lain dalam hidup, termasuk sosial dan kesehatan.

Perbedaan workaholic dan pekerja keras

Dari segi output kerja, workaholic belum tentu lebih bagus hasil kerjanya, lho! Dikarenakan kurang bahagia, workaholic terancam burnout dan stres, sehingga akan berefek juga ke output pekerjaannya.

Hal ini tentu berbeda dengan pekerja keras, yang rela menyelesaikan pekerjaan dengan lebih “cerdas” dan efisien supaya tetap bisa melakukan aktivitas-aktivitas kesukaan.

Prinsip pekerja keras adalah kerja untuk membahagiakan hidup, sedangkan prinsip workaholic adalah hidup untuk kerja, tak peduli bahagia atau tidak.

Nah, itulah yang perlu kamu ketahui tentang workaholic. Walau tidak selamanya workaholic itu buruk tapi tetap kita harus ingat bahwa kerja untuk hidup bukan hidup untuk kerja, ya!

Jika kamu ingin mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi dengan lebih mudah, aplikasi KitaLulus bisa membantumu! Ada banyak lowongan dengan gaji tinggi dan perusahaan terkenal lainnya yang bisa kamu lamar.

Melamarnya juga lebih cepat diproses, karena lamaran akan langsung masuk ke WhatsApp HRD, lho! Yuk, download aplikasi KitaLulus sekarang dan capai pekerjaan impianmu dengan #LebihMudah!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top