Koefisien Korelasi: Pengertian, Rumus, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Shirley Candrawardhani
Admin KitaLulus adalah content writer dan editor profesional yang mengelola konten artikel di KitaLulus.
koefisien korelasi
Koefisien Korelasi: Pengertian, Rumus, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Koefisien korelasi adalah – Koefisien korelasi adalah sebuah penggambaran dari pertanyaan “apakah variabel X memiliki hubungan atau kaitan dengan variabel Y”? Hal ini umum digunakan dalam ilmu statistik sederhana.

Pasti Anda pernah berpikir, apakah ada hubungan antara tren baju saat ini dengan cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini? Nah, untuk mengetahui jawabannya, Anda bisa menggunakan rumus koefisien korelasi. 

Di artikel kali ini, KitaLulus akan membahas mengenai pengertian koefisien korelasi, rumus dan cara hitungnya, dan beberapa contoh yang perlu Anda ketahui. Simak selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Koefisien Korelasi

koefisen korelasi adalah

Merujuk pada artikel dari investopedia, koefisien korelasi adalah indikator kekuatan hubungan linier antara dua variabel yang berbeda, yaitu X dan Y. Jika nilai yang ditunjukan lebih besar dari 0, artinya ada hubungan yang positif. Namun sebaliknya, jika nilai yang ditunjukan lebih kecil dari 0, maka ada hubungan yang negatif. Lalu bagaimana jika nilai yang ditunjukan adalah 0? Maka hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dua variabel tersebut.

Rentang nilai yang memungkinkan untuk koefisien korelasi adalah -1.0 hingga 1.0. Artinya, nilai tersebut tidak boleh melebihi dari 1.0 dan kurang dari -1.0. Angka -1.0 menunjukkan nilai korelasi negatif sempurna. Sedangkan 1.0 menunjukkan angka korelasi positif sempurna.

Koefisien korelasi adalah sebuah ukuran yang digunakan untuk menentukan sejauh mana pergerakan dua variabel yang berbeda dikaitkan. Hal yang harus Anda perhatikan di sini adalah meskipun kedua variabel berkorelasi, hal ini tidak menandakan bahwa satu variabel menyebabkan variabel lainnya.

Perlu Anda ketahui, menghitung koefisien korelasi tidaklah mudah. Bahkan memakan waktu dan data yang banyak. Maka dari itu banyak orang atau akuntan yang menggunakan kalkulator atau program khusus untuk statistik di komputer, untuk menemukan nilainya.

Rumus Koefisien Korelasi

rumus koefisien korelasi

Pada umumnya, penggunaan koefisien korelasi adalah untuk melakukan identifikasi pada tren baru yang terjadi di pasar keuangan, ekonomi, dan harga saham.

Bentuk paling umum dari koefisien korelasi adalah Pearson product-moment. Biasa digunakan untuk mengukur hubungan linier antara dua variabel dengan menggunakan skala rasio.

Berikut rumus koefisien korelasi Pearson:

rumus koefisien korelasi
  • Dimana huruf “n” pada rumus tersebut adalah jumlah titik dari variabel X dan Y
  • X adalah variabel “X”
  • Y adalah variabel “Y”

Dalam rumus koefisien korelasi diatas, X merupakan variabel bebas yang bisa digunakan untuk memprediksi nilai variabel Y. Sedangkan variabel Y sendiri adalah variabel yang tidak bebas.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, meskipun kedua variabel saling berkorelasi, belum tentu satu variabel menyebabkan variabel lainnya. Artinya, bisa saja di antara dua variabel terjadi sebab akibat.

Jika kita ambil dari contoh paling awal “apakah ada hubungan antara tren baju saat ini dengan cuaca panas yang terjadi?”, maka jawabannya bisa saja berhubungan, namun tidak ada sebab akibat yang terjadi. Bisa saja pelanggan hanya ingin memiliki tren baju terbaru yang belum tentu akan digunakan di cuaca panas. Maka tidak ada hubungan sebab akibat yang terjadi di antara dua variabel tersebut.

Contoh dan Cara Hitung Koefisien Korelasi

cara menghitung koefisien korelasi

Telah diisebutkan sebelumnya bahwa penggunaan koefisien korelasi adalah untuk mengidentifikasi tren baru di pasar keuangan. Contoh koefisien korelasi yang paling sering ditemukan adalah perubahan harga dollar dan hubungannya dengan harga saham di pasaran.

Berikut contohnya:

harga dollar vs harga saham

Lalu bagaimana untuk mengetahui apakah ada korelasi di antara kedua variabel tersebut? Kita anggap harga dollar adalah variabel X dan harga saham adalah variabel Y.  Maka cara hitung koefisien korelasinya adalah:

cara menghitung koefisien korelasi
cara menghitung koefisien korelasi

Dari angka tersebut, dapat diketahui bahwa kedua variabel X dan Y, yakni harga dollar dan harga saham, memiliki hubungan yang kuat dan positif. Hal ini ditunjukkan dengan angka yang tidak melebihi dari 0.1. Dari hasil ini juga dapat diketahui bahwa ada sebab akibat dari kedua variabel tersebut.

Artinya, harga dollar yang naik bisa menyebabkan harga jual saham ikut naik. Sedangkan jika harga dollar turun, maka harga jual saham juga bisa ikut turun.

Demikianlah penjelasan terkait pengertian koefisien korelasi, rumus, cara hitung dan contohnya yang perlu Anda ketahui. Hal yang perlu Anda perhatikan dari rumus statistik ini adalah jika hasil dari koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel, maka artinya kondisi finansial perusahaan sedang dalam keadaan baik.

Butuh seorang akuntan yang jago di bidang statistik? Anda bisa memasang lokernya di situs pencari kerja terpercaya, aman, dan terbesar seperti KitaLulus. Bahkan saat ini KitaLulus sudah beroperasi di Jabodetabek, Gowa, Bandung, Makassar, Medan, Semarang, dan Surabaya.

Untuk lebih lengkapnya, Anda hanya perlu mendaftarkan diri dan langsung mengikuti proses untuk memasang iklan lowongan pekerjaan secara gratis! Dapatkan seorang akuntan yang jago dalam menghitung statistik dalam beberapa hari, bersama KitaLulus mulai dari sekarang!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top