7 Langkah Pengambilan Keputusan dan Unsur-Unsurnya

Annissa Manystighosa
Penulis, pengajar, dan penerjemah yang sedang menekuni pengetahuan seputar bisnis.
pengambilan keputusan
7 Langkah Pengambilan Keputusan dan Unsur-Unsurnya

Pengambilan keputusan dalam bisnis tidaklah mudah lantaran hal tersebut akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis itu sendiri. Biasanya, langkah pengambilan keputusan ini atau decision making berada di tangan orang-orang dengan jabatan tinggi.

Maka dari itu, pada artikel berikut KitaLulus akan mengulas mengenai cara mengambil keputusan bisnis yang baik dan berbagai teorinya. Jadi, simak yuk!

Teori Pengambilan Keputusan (Theory of Decision Making)

Teori Pengambilan Keputusan

Kebijakan adalah tindakan yang diambil ketika ada masalah yang harus diselesaikan. Biasanya, para pemimpin dan pembuat kebijakan tidak bertindak berdasarkan satu pilihan saja.

Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil biasanya ditentukan oleh serangkaian penilaian yang saling berhubungan berdasarkan masalah yang dihadapi. Sebelum memutuskan, perlu ada berbagai pilihan alternatif.

Berikut adalah dua teori pembuatan kebijakan yang sering digunakan.

1. Teori Rasional Komprehensif

Teori rasional komprehensif memiliki komponen sebagai berikut:

  • Proses pengambilan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan atau setidaknya dievaluasi sebagai masalah yang dapat dibandingkan (dapat diurutkan berdasarkan prioritas masalah).
  • Terdiri dari tujuan, nilai, atau sasaran yang dapat mengarahkan pengambil keputusan untuk mengurutkan prioritas.
  • Berbagai solusi untuk masalah yang diselidiki secara menyeluruh.
  • Menggunakan prinsip biaya-manfaat atau kausalitas digunakan untuk menentukan prioritas.
  • Setiap pilihan dan akibat yang menyertainya dibandingkan dengan alternatif lain.
  • Pengambil keputusan akan memilih pilihan yang optimal untuk memenuhi tujuan, nilai, dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Charles Lindblom, pengambilan keputusan kadang tidak melibatkan masalah konkrit. Namun, yang sering terjadi adalah pengambilan keputusan yang kurang tepat terhadap akar permasalahan.

Seringkali, pengambil keputusan menghadapi konflik kepentingan antara nilai-nilai yang mereka percayai dan nilai-nilai di masyarakat. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa fakta dan nilai dapat dibedakan tanpa kesulitan. Namun pada kenyataannya, terkadang sulit untuk membedakan antara fakta dan nilai yang ada.

Di negara berkembang, seperti Indonesia, sulit untuk menerapkan kerangka rasional yang komprehensif. Beberapa penyebabnya adalah di bawah ini.

  • Informasi dan data statistik yang ada tidak cukup untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jika terpaksa, maka akan muncul keputusan yang tidak tepat.
  • Teori ini diambil atau diteliti dari perspektif negara berkembang dengan ekologi budaya yang berbeda.
  • Birokrasi di negara berkembang tidak dapat mendukung aspek logis dalam pengambilan keputusan karena birokrasi di negara miskin sebagian besar korup dan memberikan hasil yang tidak rasional.

2. Teori Inkremental

Teori inkremental adalah pendekatan pengambilan keputusan yang paling sering digunakan oleh otoritas pemerintah. Secara teori, pendekatan ini menghindari banyak kekhawatiran yang dipertimbangkan sebelum membuat keputusan. Berikut adalah aspek teori inkremental:

  • Pemilihan tujuan atau sasaran dan pemeriksaan tindakan empiris yang diperlukan saling berkaitan.
  • Diyakini bahwa pengambil keputusan hanya akan mempertimbangkan beberapa alternatif yang secara berkaitan langsung dengan topik, dan alternatif-alternatif ini hampir tidak ada bedanya.
  • Hanya sebagian kecil dari setiap kemungkinan yang dianalisis mengenai sebab-akibatnya.
  • Masalah yang dihadapi pembuat keputusan didefinisikan secara teratur dan mempertimbangkan perubahan tujuan dan sarana, sehingga dampak masalah dapat dikendalikan lebih baik.
  • Tidak ada jawaban yang benar untuk setiap masalah. Dengan demikian, keputusan yang baik bergantung pada analisis yang mendukung kesepakatan pengambilan keputusan.
  • Tujuan dari pengambilan keputusan inkremental adalah untuk memperbaiki atau menyelesaikan keputusan yang telah diambil untuk mencapai penyempurnaan.

Teori ini ditransformasikan menjadi model pengambilan keputusan yang menghasilkan hasil yang terbatas, dapat diterima, dan dapat diterapkan. Meskipun demikian, ide tersebut memiliki keterbatasan sebagai berikut:

  • Penilaian akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan kelompok yang kuat dan mapan, sementara mengabaikan kepentingan kelompok yang lebih lemah.
  • Ada penekanan yang lebih besar pada keputusan jangka pendek dibandingkan kebijakan lain ketika membuat keputusan.
  • Di negara berkembang, pendekatan ini tidak cocok untuk diterapkan, karena negara berkembang memerlukan perubahan mendasar dan substansial.
  • Menurut Yehezkel Dror, cara pengambilan keputusan yang bertahap, cenderung menghasilkan sikap pasif dan mempertahankan status quo.

Baca Juga: Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

Langkah Pengambilan Keputusan

Langkah Pengambilan Keputusan

Berikut beberapa strategi pengambilan keputusan yang dapat dilakukan.

1. Identifikasi Keputusan yang Diperlukan

Sebelum membuat keputusan, lebih baik Anda mengidentifikasi masalah yang mendasari terlebih dahulu. Identifikasi ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa keputusan dibuat tanpa bias.

2. Memperoleh Informasi dan Data yang Cukup

Kumpulkan berbagai informasi baik dari sumber internal maupun eksternal. Semakin banyak jumlah informasi yang diterima, semakin luas diskusi selama proses pengambilan keputusan.

3. Membuat Pilihan Alternatif

Setelah mengumpulkan informasi, proses pengambilan keputusan melibatkan tahapan diskusi dan pertukaran ide di antara tim. Pemimpin dan tim membuat banyak keputusan alternatif.

4. Menimbang Informasi yang Diperoleh

Jika pilihan telah dibuat, aspek positif dan negatif dari opsi yang berbeda perlu dipertimbangkan. Sebelum mengambil keputusan atau mengimplementasikan suatu kebijakan, lebih baik meminta masukan dari banyak pemangku kepentingan untuk membuat pilihan yang efektif.

5. Tentukan Pilihan dari Sejumlah Alternatif

Setelah berbagi ide dan menganalisis data, pemimpin akan memilih opsi terbaik. Hal ini harus ditentukan berdasarkan beberapa faktor dan kualitas informasi yang diperoleh.

6. Terapkan Keputusan yang Efisien

Setelah kelima proses tersebut selesai, pemimpin harus mengambil tindakan nyata untuk mewujudkan keputusan tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan telah dipertimbangkan dengan panjang dan matang.

7. Review Kembali Keputusan yang Dibuat

Suatu keputusan harus diikuti dengan evaluasi dan review atas keputusan yang telah dilaksanakan. Agar keputusan menjadi efektif, maka harus terus ditingkatkan.

Baca juga: Jenis Kepemimpinan Dalam Perusahaan. Anda Termasuk yang Mana?

Unsur Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil keputusan, baiknya pemimpin memahami unsur-unsur di bawah ini.

1. Mampu Mengklasifikasikan Masalah Sebelum Membuat Keputusan

Pertanyaan pertama yang diajukan oleh pembuat keputusan yang kompeten adalah, “Apakah ini sering terjadi atau kasus khusus?” dan “Apakah ini masalah yang mendasari banyak peristiwa?” Pertanyaan atau masalah yang sering terjadi harus selalu diselesaikan terlebih dahulu, kecuali jika itu masalah khusus.

2. Menentukan Tujuan yang Harus Dipenuhi dan Keputusan Apa yang Dapat Dicapai

Apa hasil yang diinginkan dari keputusan tersebut? Apa tujuan minimum yang harus dipenuhi? Syarat apa yang harus dipenuhi? Pertanyaan itu semua dikenal sebagai “syarat batas” dalam sains. Melalui syarat batas, seorang pemimpin dapat menentukan bagaimana menentukan tujuan dan signifikansi keputusan.

3. Mulai dari yang Benar, Bukan dari yang Salah

Umumnya, kompromi selalu dicapai pada akhir proses pengambilan keputusan. Namun, jika pemimpin tidak tahu bagaimana memenuhi kriteria batas dengan benar, mereka akan mencapai kompromi yang salah.

4. Wujudkan Keputusan Anda ke dalam Tindakan

Menerapkan keputusan adalah kegiatan yang paling memakan waktu. Namun, keputusan tersebut tidak akan efektif jika tidak ada komitmen dalam menerapkannya.

5. Menggabungkan Masukan dalam Keputusan untuk Membuat Pengujian Berkelanjutan

Pemimpin bisa saja membuat keputusan yang salah. Tanpa masukan, keputusan tersebut tidak akan berubah, yang nantinya mengarah pada inefisiensi. Oleh karena itu, pemimpin perlu mendengar masukan dari orang lain.

Demikian penjelasan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan yang baik.

Anda sedang mencari pemimpin atau manager untuk mengisi posisi di perusahaan Anda? Pastikan Anda memilih kandidat terbaik agar bisa menentukan keputusan yang tepat. Dengan memanfaatkan platform Kitalulus, Anda bisa merekrut calon manager atau pemimpin berpengalaman dengan cepat.

Mengapa KitaLulus? Hingga saat ini, KitaLulus dipercaya oleh lebih dari 50.000 perusahaan di Indonesia dan memiliki lebih dari satu juta pengguna. KitaLulus merupakan solusi terbaik untuk mengiklankan informasi loker Anda.

Kirimkan loker Anda dengan mengisi formulir, dan iklan Anda akan tayang segera. Yuk segera pasang loker Anda secara gratis sekarang juga di KitaLulus!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top