Pengertian Rasio Likuiditas, Rumus, & Cara Menghitungnya

Siska Dewi Yanti
Siska Dewi Yanti adalah seorang professional tax-audit-accounting dan entrepreneur.
rasio likuiditas adalah
Pengertian Rasio Likuiditas, Rumus, & Cara Menghitungnya

Dalam proses manajemen keuangan perusahaan, rasio likuiditas adalah metriks yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi hutang dan kewajiban jangka pendeknya. Analisis rasio likuiditas biasanya dilakukan oleh auditor internal sebulan sekali dan auditor eksternal 6 – 12 bulan sekali. 

Rasio likuiditas perusahaan dikatakan baik apabila perusahaan memiliki rasio di atas 1.0. Sebaliknya, jika nominal rasio likuiditasnya berada di bawah 1.0 (misalnya 0.9, 0.8, dan seterusnya) maka perusahaan tersebut dinyatakan mengalami ilikuiditas atau terkendala dari segi pemenuhan kewajiban.

Ingin tahu selengkapnya tentang pengertian rasio likuiditas? Bagaimana rumus rasio likuiditas dan cara menghitungnya? Ini dia pembahasan lengkapnya.

BACA JUGA: Tahapan Siklus Akuntansi untuk Membuat Laporan Keuangan

Pengertian Rasio Likuiditas Perusahaan

Pengertian rasio likuiditas perusahaan

Rasio likuiditas adalah sebuah rasio yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau membayar hutang jangka pendeknya. Rasio ini dapat mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, jika perusahaan mampu memenuhi kewajiban yang dimilikinya, maka perusahaan tersebut likuid. Namun jika tidak, maka perusahaan tersebut ilikuid.

Rasio likuiditas juga bisa diartikan sebagai gambaran posisi uang kas dan kemampuan perusahaan untuk melunasi atau membayar kewajiban hutang sesuai pada waktu yang sudah disepakati.

Untuk mendapatkan hasil rasio likuiditas, pengukuran ini tidak bisa dilakukan sekali atau dua kali. Namun berkali-kali pada jangka waktu tertentu sehingga akan terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.

Nantinya, berdasarkan nominal rasio likuiditas, stakeholder dapat menentukan bagaimana pandangan mereka terhadap perusahaan tersebut kedepannya. Sebagai contoh, seorang supplier bisa membatalkan kerjasama apabila diketahui perusahaan itu mengalami ilikuiditas, guna menghindari kasus seperti terlambat bayar dan semacamnya.

Manfaat Analisis Rasio Likuiditas Perusahaan

Analisis rasio likuiditas perusahaan

Secara tidak langsung, rasio likuiditas bisa mempengaruhi kredibilitas perusahaan dan peringkat kredit perusahaan. Sebab, rasio likuiditas ini memegang peran penting dalam menjaga kestabilan keuangan setiap bisnis.

Ada beberapa manfaat rasio likuiditas bagi perusahaan, diantaranya adalah:

  • Membantu mendapatkan gambaran mengenai posisi likuiditas perusahaan
  • Menunjukkan bagaimana kekayaan aset perusahaan saat ini
  • Menunjukkan berapa banyak hutang yang dapat dilunasi dengan uang yang ada
  • Membantu memahami kekuatan perusahaan
  • Menunjukkan seberapa cepat perusahaan bisa melunasi kewajiban atau hutangnya
  • Membantu memahami seberapa cepat perusahaan bisa mengubah aset lancar menjadi uang jika perusahaan mengalami defisit
  • Menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang dimiliki
  • Menunjukkan berapa banyak aset lancar yang digunakan
  • Menunjukkan berapa banyak inventaris yang disimpan dalam penyimpanan
  • Mengantisipasi dana yang diperlukan saat ada kebutuhan mendesak
  • Menjadi poin penentu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lainnya yang menguntungkan

Mengapa Rasio Likuiditas Penting bagi Perusahaan?

Pentingnya rasio likuiditas

Setelah melihat banyaknya manfaat dari rasio likuiditas, tentu Anda akan berpikir bahwa rasio likuiditas sangat penting bagi perusahaan. Tapi mengapa rasio likuiditas penting bagi perusahaan?

1. Menentukan Kemampuan untuk Melunasi Kewajiban

Sebelum Anda mengajukan dana modal atau dana pinjaman kepada pihak-pihak terkait, lebih baik Anda membenarkan dulu rasio likuiditas dalam laporan keuangan perusahaan.

Sebab, pada umumnya investor atau pihak-pihak terkait akan mengamati dan memperhatikan rasio likuiditas perusahaan Anda. Mereka melihat pada kemampuan perusahaan Anda dalam seberapa cepat mampu melunasi kewajibannya.

2. Menentukan Kelayakan Kredit

Hal penting yang kedua dari rasio likuiditas adalah bisa menentukan kelayakan kredit perusahaan Anda. Pemberi pinjaman akan melihat rasio likuiditas sebelum memutuskan memberikan kredit pada perusahaan Anda.

Hal ini juga berhubungan pada diperpanjang atau tidaknya kredit perusahaan Anda. Maka dari itu, Anda harus memperhatikan tanda-tanda yang mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan.

Jika rasio likuiditas perusahaan Anda tidak stabil, maka kemungkinan besar Anda tidak akan mendapatkan pinjaman.

3. Menentukan Kelayakan Investasi

Bagi seorang investor, rasio likuiditas adalah tolak ukur untuk melihat kondisi finansial sebuah perusahaan. Apakah finansialnya sehat dan layak menerima investasi atau tidak.

Sebab, hal ini nantinya akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Jika angka rasio likuiditas perusahaan Anda rendah, maka kemungkinan besar Anda akan mendapatkan red flag.

Namun bukan berarti jika angka rasio likuiditas perusahaan Anda tinggi, mengartikan kondisi finansial dengan baik. Investor tentu akan menanyakan alasan dibalik tingginya angka rasio likuiditas tersebut.

BACA JUGA: Apa Itu Cashflow? Ini Pengertian, Cara Hitung, & Contoh Laporannya

Jenis, Rumus, dan Cara Menghitung Rasio Likuiditas

Rumus rasio likuiditas dan cara menghitungnya

Setelah mengetahui manfaat rasio likuiditas, kini saatnya Anda mempelajari jenis-jenis, rumus, dan cara menghitung rasio likuiditas untuk pembuatan laporan keuangan perusahaan.

Berikut jenis-jenis, rumus, dan cara menghitung rasio likuiditas yang perlu Anda ketahui:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Jenis rasio likuiditas yang pertama adalah rasio lancar atau current ratio. Cara menghitung rasio likuiditas jenis ini bisa dibilang lebih mudah dan lebih sederhana dibandingkan jenis-jenis lainnya.

Rumus rasio likuiditas satu ini digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar, berikut ini bunyi rumusnya:

Aktiva lancar (current assets) / hutang lancar (current liabilities) x 100%

Contoh cara menghitung rasio likuiditas lancar (current ratio)

Misalkan PT.A memiliki aktiva lancar sebesar Rp10 juta dan kewajiban atau hutang lancar sebesar Rp5 juta, maka rasio lancar atau current ratio perusahaan adalah sebesar:

Rp10.000.000,00 / Rp5.000.000,00 x 100% = 2.0

Dari data di atas, dapat disimpulkan PT. Amemiliki rasio likuiditas sebesar 2.0, yang artinya kondisi keuangannya masih stabil.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Jenis rasio likuiditas selanjutnya adalah rasio cepat atau quick ratio. Jenis ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari rasio lancar. Cara menghitung rasio likuiditas jenis ini hanya menggunakan aktiva lancar dan membandingkannya dengan kewajiban lancar.

Perlu diperhatikan, bahwa inventaris perusahaan tidak dimasukkan dalam rumus rasio likuiditas jenis ini. Sebab, inventaris sulit ditukar dengan kas.

Berikut rumus rasio likuiditas untuk menghitung rasio cepat:

Quick ratio = (aktiva lancar – persediaan) / hutang lancar x 100%

Contoh cara menghitung rasio likuiditas cepat (quick ratio):

PT. B memiliki aktiva lancar senilai Rp20 juta, persediaan Rp12 juta, dan kewajiban lancar Rp16 juta. Maka cara menghitungnya dengan rumus rasio likuiditas di atas adalah:

(Rp20.000.000,00 – Rp12.000.000,00) /Rp16.000.000,00 x 100% = 0.5

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui rasio likuiditas PT. B adalah 0.5, yang artinya kondisi keuangan perusahaan sedang tidak sehat.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cara menghitung rasio likuiditas jenis rasio kas adalah dengan melibatkan kas perusahaan. Tujuannya pun sama dengan jenis lainnya, yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan acuan kas perusahaan.

Berikut rumus rasio likuiditas yang digunakan untuk jenis rasio kas:

Cash ratio = (kas + surat berharga) / hutang lancar x 100%

Contoh cara menghitung rasio likuiditas kas:

PT. C memiliki kas Rp5 juta, surat berharga Rp3 juta, dan kewajiban lancar Rp5 juta. Maka jika dihitung dengan menggunakan rumus rasio likuiditas di atas hasilnya akan menunjukkan:

(Rp5.000.000,00 + Rp3.000.000,00) / Rp5.000.000,00 x 100% = 1,6

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PT. C punya kondisi keuangan yang sehat dan stabil.

Namun, pada umumnya, cara menghitung rasio likuiditas jenis rasio kas jarang digunakan oleh perusahaan sebab tidak begitu realistis dan tidak mudah untuk mempertahankan nilainya.

Rumus rasio liquiditas dan cara menghitungnya

Demikian penjelasan tentang pengertian rasio likuiditas, rumus, dan cara menghitungnya! Rasio likuiditas adalah salah satu komponen laporan keuangan terpenting perusahaan, sehingga pastikan Anda punya akuntan yang berkompeten untuk menghitungnya, ya!

Apakah Anda sedang membutuhkan seorang akuntan untuk menghitung rasio likuiditas perusahaan? Daftarkan perusahaan Anda di KitaLulus sekarang juga dan pasang lowongan pekerjaan terbaik Anda!

Di KitaLulus, Anda bisa mendapatkan banyak talenta muda berkompeten dengan etos kerja tinggi! Jadi, tunggu apalagi? Inilah saat paling tepat untuk merekrut anggota tim terbaik untuk memajukan perusahaan!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top