Kerja Pakai Orang Dalam: Fenomena, Etika, & Dampaknya

Shirley Candrawardhani
Admin KitaLulus adalah content writer dan editor profesional yang mengelola konten artikel di KitaLulus.
Kerja pakai orang dalam
Kerja Pakai Orang Dalam: Fenomena, Etika, & Dampaknya

Kerja pakai orang dalam— Tidak dapat dipungkiri, mencari pekerjaan itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Bahkan tidak sedikit dari para pencari kerja yang ‘menghalalkan’ segala cara, termasuk kerja pakai orang dalam.

Fenomena kerja pakai orang dalam hingga kini masih menjadi pembahasan yang sensitif untuk beberapa orang. Sebab terkadang, kandidat yang berkualitas akan kalah dengan kekuatan orang dalam.

Apakah benar demikian? Lalu, bagaimana jika sudah terlanjur diterima kerja pakai orang dalam? Simak bahasan lengkap tentang fenomena kerja pakai orang dalam dan etikanya berikut ini.

BACA JUGA: Apa Itu Staffing? Ini Pengertian, Proses, & Fungsinya dalam Manajemen

Fenomena Kerja Pakai Orang Dalam

Fenomena kerja pakai orang dalam

Ada sebuah pernyataan yang mungkin sering kamu dengar, “Sekolah tinggi-tinggi, lulus dengan nilai terbaik dan menyandang status sarjana, tidak akan menjamin kamu bisa mendapatkan pekerjaan bagus dengan cepat. Saat ini yang terpenting dalam mencari pekerjaan adalah, kamu kenal siapa?”

Namun, benarkah demikian?

Jika dilihat pada praktik di lapangan, banyak sekali kandidat yang berpotensi harus kalah dengan orang yang kerja pakai orang dalam. Bahkan masih ada perusahaan yang menerima ‘amplop’ dari pelamar kerja sebagai salah satu syarat kalau mau lolos dan diterima kerja.

Akan tetapi, jika dilihat dari sisi positifnya, kerja pakai orang dalam adalah istilah untuk orang yang mendapat pekerjaan atas rekomendasi atau referral karyawan internal perusahaan.

Apakah mendapat pekerjaan karena direkomendasikan orang lain itu buruk?

Tentu tidak. Jika kita berhasil mendapat rekomendasi kerja dari orang lain, itu artinya kita berhasil membentuk personal branding bagus di mata orang yang merekomendasikan. Dengan kata lain, orang tersebut percaya dengan skill dan potensi kita.

Lain hal jika kita mendapat pekerjaan dengan cara “menyogok” karyawan perusahaan atau membawa-bawa hubungan keluarga/pertemanan (alias nepotisme) untuk mendapat rekomendasi. Hal ini berisiko menimbulkan masalah kedepannya, baik untukmu atau orang yang “membawa”-mu.

Etika Kerja Pakai Orang Dalam

Etika kerja pakai orang dalam

Pada dasarnya, kerja pakai orang dalam adalah hal yang berkaitan dengan koneksi atau relasi yang kamu kenal. Jika kamu berhasil mendapatkan panggilan wawancara kerja dengan menggunakan koneksimu, artinya kamu selangkah lebih maju ke proses perekrutan.

Ada beberapa etika mendasar yang perlu kamu kamu perhatikan ketika memilih melamar kerja pakai orang dalam, diantaranya:

1. Memahami Koneksi

Etika pertama yang harus kamu perhatikan adalah memahami koneksimu. Artinya, ketika kamu melamar kerja pakai orang dalam, kamu sudah mengenal baik dengan koneksimu. Semakin erat dan personal ikatan antara kalian, makan semakin berharga.

Meski demikian, jika kamu kurang berkualifikasi, jangan memaksa koneksimu memberikan rekomendasi. Sebelum meminta bantuan, pastikan kamu punya kapasitas dan kemampuan sesuai kebutuhan perusahaan.

2. Menghargai Koneksi

Etika selanjutnya yang perlu kamu perhatikan adalah menghargai koneksimu. Memiliki banyak koneksi secara profesional, bukan berarti kamu bisa menggunakannya untuk kepentingan melamar kerja pakai orang dalam.

Ada batasan-batasan profesional yang harus dijaga dan dipahami dalam membangun relasi kerja. Misalnya seperti menghindari membicarakan topik yang bersifat personal dan berusaha untuk tidak ikut campur dengan masalah yang sedang mereka hadapi tanpa diminta.

3. Give and Take

Dalam menjalin hubungan profesional, etika yang perlu kamu perhatikan adalah give and take. Artinya, kamu harus bisa memahami apa yang diinginkan oleh koneksimu, bukan hanya apa yang kamu inginkan dari mereka.

Jika kamu ingin melamar kerja pakai orang dalam, maka kamu harus berusaha ada disaat koneksimu membutuhkan bantuan. Akan tetapi, sebisa mungkin hindari give and take dalam bentuk transaksional, ya! Give and take transaksional akan membuat kamu seolah “menyogok” untuk dapat kerja.

BACA JUGA: Talent Acquisition: Pengertian, Skill, & Perbedaannya dengan Recruitment

4. Ketahui Apa yang Kamu Inginkan Terkait Pekerjaan

Hal yang harus kamu pahami dulu sebelum melamar kerja pakai orang dalam, kamu harus tahu dulu pekerjaan apa yang kamu inginkan, lingkungan kerja, budaya kerja, hingga perusahaannya.

Langkah selanjutnya adalah menghubungi koneksimu yang dirasa bisa membantu. Kamu juga bisa menanyakan seputar pekerjaan terkait kepada koneksimu. Jadi, sebelum melamar kerja pakai orang dalam, lebih baik kamu membuat daftar kemampuan yang kamu miliki.

5. Berikan Kesan Terbaik

Etika yang perlu kamu perhatikan selanjutnya adalah dengan memberikan kesan terbaikmu. Kesan terbaik ini akan membantumu untuk memiliki koneksi yang baik. Tidak hanya dalam hubungan profesional, kesan terbaik ini juga bisa kamu berikan saat melakukan proses wawancara.

Jika kamu berhasil sampai ke tahap wawancara, pastikan kamu memberikan kesan terbaik dan memang bisa diandalkan. Dengan demikian, kamu dapat menjaga nama baikmu sekaligus orang dalam yang memberimu rekomendasi. Dan jangan lupa pertahankan ini jika kamu diterima bekerja, ya!

Dampak Positif dan Negatif Kerja Pakai Orang Dalam

Dampak kerja pakai orang dalam

Di Indonesia, banyak orang beranggapan masuk kerja jalur orang dalam adalah nepotisme, padahal tidak selalu demikian. Oleh karena itu, sebelum memutuskan menerima rekomendasi kerja dari orang lain, pertimbangkan dulu dampak positif dan negatifnya, ya!

Dampak Positif Kerja Pakai Orang Dalam

  • Menemukan kandidat tepat dengan cepat
  • Menularkan sikap positif dalam tim
  • Meningkatkan produktivitas karyawan

Dampak Negatif Kerja Pakai Orang Dalam

  • Menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat karena kecemburuan sosial
  • Masalah personal bisa menjadi masalah perusahaan
  • Menurunkan produktivitas karyawan
  • Meningkatkan angka turnover karyawan

Pada dasarnya, kerja pakai orang dalam tidak menyalahi aturan manapun. Dijelaskan pada Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 31 bahwa,

Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak dalam atau di luar negeri

Kemudian pada Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa, “penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa diskriminasi

Jadi, kamu ingin kerja pakai orang dalam ATAU atas usaha sendiri itu adalah hak dan pilihan kamu. Selama kamu bisa menunjukan dedikasi untuk pekerjaan yang kamu miliki, maka semua orang di perusahaan akan memberikan penilaian positif untukmu.

Demikianlah penjelasan mengenai fenomena kerja pakai orang dalam, etika yang harus diperhatikan, hingga dampak positif dan negatifnya. Intinya, jika kamu sudah mendapatkan pekerjaan, jangan lupa untuk memberikan yang terbaik.

Nah, kalau kamu ingin berusaha sendiri alias tidak melamar kerja pakai orang dalam, kamu bisa mencari pekerjaan di aplikasi KitaLulus. Ada ribuan lowongan kerja terbaru di KitaLulus, di kota lain maupun kotamu sendiri!

Selain prosesnya cepat, mudah, dan aman, aplikasi KitaLulus juga menyediakan fitur Whatsapp HRD yang membuatmu bisa kontak HRD perusahaan setelah mengirim lamaran. Jadi, kamu bisa langsung memastikan sudah sampai mana proses seleksi berkas yang kamu kirim!

Share this article:
Share this article: Share Tweet
To top