Pengertian Konsinyasi, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya

Shirley Candrawardhani
Admin KitaLulus adalah content writer dan editor profesional yang mengelola konten artikel di KitaLulus.
konsinyasi adalah
Pengertian Konsinyasi, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya

Ada berbagai macam metode yang dapat dilakukan para pengusaha untuk meningkatkan keuntungan. Di samping menjual produk secara mandiri, Anda juga bisa melakukan konsinyasi. Konsinyasi adalah bentuk kerjasama yang menguntungkan.

Sudahkah Anda tahu apa itu konsinyasi? Jika belum, yuk langsung saja simak penjelasan berikut!

Apa itu Konsinyasi?

Pengertian konsinyasi adalah suatu perjanjian kerjasama antara dua pihak, di mana pihak pemilik produk akan menitipkan barangnya untuk dijualkan oleh pihak lain dan jika berhasil terjual, mereka (pihak lain) akan mendapatkan komisi sesuai kesepakatan bersama.

Dalam consignment atau konsinyasi terdapat istilah consignor atau pemilik produk dan consignee atau pihak penyalur yang setuju untuk menjual produk dari consignor.

Bentuk kerjasama sistem konsinyasi adalah consignee tidak membeli barang secara langsung dari consignor, melainkan mereka akan menjual barang milik consignor pada konsumennya.

Nah, dari hasil penjualan itulah consignor mendapatkan keuntungan. Kemudian, consignor memberikan komisi kepada consignee.

Adapun pemberian komisi dapat didasarkan pada dua hal, yaitu pembagian keuntungan atau pihak consignee menentukan sendiri harga jual produk yang paling sesuai.

Lantas bagaimana jika barang tidak habis terjual? Jika demikian, maka consignee atau pihak penyalur bisa mengembalikannya kepada consignor tanpa risiko.

Salah satu keuntungan dari konsinyasi adalah dapat digunakan untuk segala jenis usaha yang memiliki produk display. Oleh karena itu, bagi para pengusaha bisnis retail tak ada salahnya mencoba metode pemasaran satu ini.

Tujuan Konsinyasi

Kata konsinyasi adalah berasal dari bahasa Prancis “consignor”. Jika diartikan ke bahasa, artinya yaitu menyetorkan atau menitipkan barang untuk dijual.

Secara sederhana, bisnis konsinyasi adalah sebuah thrift store atau second hand store. Metode pemasaran ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan konsinyasi secara umum di antaranya:

  1. Membuat pengiriman besar dan meningkatkan volume penjualan dengan menarik pelanggan.
  2. Meluncurkan produk baru serta menciptakan dan menangkap target pasar yang sama.
  3. Memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, terutama di wilayah berbeda untuk produk yang sama.
  4. Mengembangkan dan memperluas jaringan bisnis, khususnya di pasar domestik dan juga di tingkat internasional.
  5. Meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan wawasan dan keahlian dari pihak penyalur.

Baca juga: Endorse Adalah: Keuntungan, Strategi, dan Prosesnya

Sistem Konsinyasi

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa consignment atau konsinyasi adalah bentuk kerjasama di mana Anda memberikan izin dan wewenang kepada pihak tertentu untuk melakukan penjualan produk.

Biasanya, produk-produk ini disalurkan ke toko konsinyasi. Nah, toko tersebut akan menerima sebagian dari keuntungan penjualan yang sudah disepakati sebelumnya.

Dalam hal ini, biasanya penjual akan membuat akun konsinyasi yang isinya adalah catatan keuntungan penjualan dari consignment tersebut.

Salah satu kemudahan sistem konsinyasi adalah consignor dapat menjual barangnya ke satu atau lebih consignee. Begitu pula sebaliknya, consignee bisa menjual produk dari beberapa consigner.

Tujuannya yaitu untuk memaksimalkan keuntungan bagi si pemilik produk dan memaksimalkan pendapatan komisinya bagi si penjual.

Perlu diketahui, hubungan antara consignor dan consignee pada dasarnya adalah perjanjian kontrak. Isinya terkait kebijakan produk yang dijual. Artinya, hak atas barang yang dijual tetap menjadi hak milik consignor meskipun dijual melalui pihak penyalur.

Namun, umumnya pemilik barang tidak mau menanggung jika terjadi kerusakan atau barang hilang di toko selama dititipkan, sehingga mau tidak mau consignee harus menggantinya.

Baca juga: 10 Contoh Strategi Promosi Terampuh di Era Digital – KitaLulus

Pembayaran dengan Cara Konsinyasi

Perlu diketahui bahwa metode konsinyasi biasa digunakan untuk pengiriman barang ekspor yang dititipkan ke negara tertentu untuk dijual dengan harga yang sudah disepakati.

Namun, metode ini juga bisa digunakan di dalam negara. Umumnya, metode pemasaran berikut sering diterapkan oleh usaha kecil dan pengusaha lainnya yang tidak memiliki modal membeli inventaris secara langsung.

Nah, karena kebanyakan penggunaan metode pemasaran konsinyasi adalah untuk barang ekspor, maka sistem pembayarannya pun menggunakan sistem internasional.

Berikut penjelasan singkat mengenai pembayaran dengan cara konsinyasi, seperti yang dilansir dari laman morethanshipping.

Sistem pembayaran dengan cara konsinyasi adalah berbentuk open account dimana pembayaran akan diteruskan ke eksportir setelah produk berhasil dijual oleh distributor atau agen pihak ketiga ke pelanggan.

Nantinya, consignor akan mengirimkan pro-forma invoice dan consignee akan mengirimkan penjualan akun. Isinya berupa rincian terkait produk, penjualan, pengeluaran, komisi, uang muka, dan saldo jatuh tempo.

Transaksi ini terjadi berdasarkan pada peraturan di kontrak perjanjian yang mengharuskan distributor asing untuk menerima, mengelola, dan menjual produk.

Begitu pun seluruh keuntungan dan kerugian dari penjualan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari consignor.

Umumnya, sebagian besar toko consignment sudah memiliki biaya tersendiri untuk dibayarkan kepada toki dan penjual.

Namun hal ini tidak menutup kemungkinan adanya negosiasi harga. Terutama jika produk consignment yang dititipkan memiliki nilai jual tinggi.

Anda dapat memberikan komisi penjualan sebesar 25%-60%, tergantung dari kesepakatan bersama.

Contoh Konsinyasi dalam Bisnis Sehari-hari

Produk-produk yang biasa dijual dengan metode konsinyasi adalah baju, peralatan olahraga, furniture, alat musik, seni, dan perhiasan.

Adapun contoh konsinyasi adalah ketika Anda ingin menjual produk di toko pelaku usaha kecil. Berdasarkan kesepakatan yang dibuat, Anda bisa menitipkan sebanyak 100 unit produk di toko tersebut.

Barang akan dititipkan selama kurang lebih enam bulan. Dari 100 unit produk, hanya tersisa 7 unit. Maka sisanya akan dikembalikan oleh consignee kepada Anda.

Pihak consignee akan memberikan pendapatan penjualan kepada Anda, dan Anda pun memberikan komisi kepada pihak toko tersebut.

Baca juga: Target Penjualan: 6 Cara Meningkatkan dan Rumus Perhitungannya

Kekurangan dan Kelebihan Konsinyasi

Sistem kerjasama konsinyasi tentu saja memiliki plus dan minus. Berikut akan kita bahas kekurangan dan kelebihan konsinyasi yang perlu Anda ketahui dilihat dari sisi consignor dan consignee.

Kelebihan Konsinyasi

1. Dari sisi consignor (pemilik barang)

  • Bisnis konsinyasi cocok untuk produsen dan grosir karena mengurangi kebutuhan investasi modal besar untuk membuka cabang baru
  • Dengan melakukan konsinyasi, stok barang mati yang ada di gudang bisa dikeluarkan dan dijual ke pasar yang aktif
  • Tidak membutuhkan karyawan sehingga Anda bisa mengalokasikan biayanya untuk meningkatkan volume penjualan
  • Mendapatkan promosi gratis dari consignee untuk menjual produk yang dititipkan
  • Anda hanya perlu memberikan komisi kepada consignee, bukan membagi keuntungan secara rata

2. Dari sisi consignee (penyalur)

  • Dapat mempelajari metode pemasaran dan cara transaksi yang baru
  • Meningkatkan komisi tanpa harus mengeluarkan modal lebih untuk mengisi stok barang
  • Hadirnya barang baru bisa meningkatkan pelanggan di toko tersebut
  • Barang dapat dikembalikan kepada consignor apabila tidak laku, sehingga minim kerugian

Kekurangan Konsinyasi

1. Dari sisi consignor (pemilik barang)

  • Tidak semua produk dapat dijual dengan sistem konsinyasi, sehingga consignor harus melakukan riset dulu
  • Ketika produk tidak laku, pemilik barang harus mengambil kembali produknya meski sudah kadaluarsa
  • Umumnya konsinyasi adalah menggunakan sistem utang dagang, sehingga pemilik barang tidak bisa menerima pembayaran sebelum dagangannya di toko consignee terjual
  • Consignor tidak dapat mengontrol produk jualannya terkait kerusakan barang atau penyalahgunaan pembeli, karena produk yang dijual di toko konsinyasi tidak berada dalam kendali fisiknya

2. Dari sisi consignee (penyalur)

  • Penyalur wajib menata posisi barang konsinyasi dengan baik agar terjual sesuai ekspektasi consignor
  • Jika terjadi kerusakan atau barang hilang di toko, maka tanggung jawab ada di pihak penyalur
  • Consignee tidak akan mendapatkan hasil penjualan sebelum semua produk dijual kepada pelanggan dalam jangka waktu yang ditentukan
  • Biaya perawatan dan pemeliharaan barang konsinyasi biasanya ditanggung oleh penyalur
  • Berpotensi terlibat konflik antar penitip barang, terutama jika jenis produknya sama

Demikian penjelasan terkait bisnis konsinyasi, tujuan, cara kerja, sistem pembayaran, contoh, hingga kekurangan dan kelebihan yang perlu Anda ketahui.

Dengan melakukan konsinyasi, Anda bisa mendapatkan banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan. Namun di sisi lain, Anda juga harus memberikan komisi pada pihak ketiga yang sudah membantu memasarkan produk.

Temukan karyawan terbaik dan berpotensi untuk usaha Anda dengan memasang iklan lowongan pekerjaan di KitaLulus. Kini, KitaLulus sudah dapat Anda temui di Jabodetabek, Bandung, Gowa, Makassar, Medan, Semarang, dan Surabaya.

Anda hanya perlu mendaftarkan diri untuk memasang iklan loker secara gratis! Kemudian Anda bisa mendapatkan staff terbaik dalam hitungan hari. Yuk segera daftar sekarang juga!

Baca juga: Pengertian Kegiatan Distribusi, Tujuan, dan Contohnya

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top