Break Even Point (BEP) Adalah: Definisi, Manfaat, Cara Menghitung

Shirley Candrawardhani
Admin KitaLulus adalah content writer dan editor profesional yang mengelola konten artikel di KitaLulus.
Break even point adalah
Break Even Point (BEP) Adalah: Definisi, Manfaat, Cara Menghitung

Pada dasarnya, pengertian break even point adalah gambaran mengenai keadaan di perusahaan yang nantinya menjadi acuan oleh para investor untuk menginvestasikan uangnya.

BEP atau break even point adalah salah satu ilmu bisnis yang harus dipahami oleh para profesional. BEP merupakan salah satu hal penting yang digunakan untuk mengembangkan bisnis di masa mendatang.

Pahami lebih lanjut terkait pengertian, manfaat, tujuan, rumus, dan cara menghitung break even point yang benar di bawah ini.‍

Pengertian Break Even Point (BEP)

Pengertian break even point atau BEP

Tahukah Anda, BEP adalah salah satu istilah akuntansi yang dikenal dengan sebutan titik impas. Break even point adalah gambaran mengenai besarnya jumlah pengeluaran untuk biaya produksi harus sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualan.

Pengertian break even point lainnya adalah sebuah indikator yang menggambarkan bahwa keseluruhan biaya produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari hasil penjualan yang dilakukan.

Pada kondisi ini, total laba dan rugi seharusnya berada di titik 0 (nol). Artinya, perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan atau disebut dengan istilah balik modal.

Hal ini bisa terjadi ketika dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan menggunakan biaya tetap. Sehingga volume penjualan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan.

Break even point adalah salah satu hal penting yang harus Anda pahami. Sebab, melalui perhitungan ini Anda bisa mengambil keputusan terkait harga produk dan biaya operasional. Apakah harga produk harus ditingkatkan? Atau mengurangi biaya operasional?

Baca juga: Pengertian Biaya Tetap dan Bedanya dengan Biaya Variabel

Dasar Penghitungan BEP

Dasar perhitungan break even point atau BEP

Melalui perhitungan BEP, Anda bisa mengetahui berapa jumlah uang yang dimiliki perusahaan di masa mendatang. Ada beberapa dasar perhitungan BEP yang harus Anda perhatikan, yaitu:

  • Biaya utama dalam perhitungan break even point adalah biaya tetap dan biaya variabel
  • Nilai dari biaya tetap cenderung tetap meskipun adanya perubahan dalam kegiatan produksi
  • Keseluruhan nilai biaya variabel akan berubah sesuai dengan volume produksi
  • Harga jual per unit cenderung tetap selama periode analisis dan tidak mengalami perubahan
  • Jumlah produk yang dihasilkan akan selalu dianggap habis terjual
  • Perhitungan BEP adalah berlaku untuk satu produk saja. Jika perusahaan memproduksi banyak, maka diperlukan perimbangan hasil penjual di setiap produk

Dasar perhitungan di atas merupakan aturan tetap. Sehingga Anda tidak boleh melewatkan semua hal di atas agar tidak terjadi kesalahan dalam menghitung BEP.

Komponen BEP

Berikut beberapa komponen yang harus ada di dalam perhitungan break even point:

  • Biaya tetap harus ikut dihitung meskipun saat itu perusahaan sedang memproduksi atau tidak
  • Biaya variabel tergantung pada tingkat volume produksinya. Artinya jika jumlah produksi meningkat, maka biaya variabel juga akan meningkat
  • Harga jual per unit barang dan/atau kasa yang sudah diproduksi
  • Pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang
  • Laba sisa penghasilan setelah dikurangi oleh biaya tetap dan biaya variabel

Baca juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, Jenis, dan Rumus Menghitungnya

Tujuan Break Even Point

Tujuan break even point

Melakukan perhitungan break even point memiliki tujuan dan manfaatnya bagi kelangsungan bisnis Anda. Berikut di antaranya:

1. Menentukan Volume Produksi

Tujuan break even point adalah untuk menentukan volume produksi. Ketika Anda sudah mengetahui nilai dari BEP, maka Anda bisa menentukan volume kapasitas produksi atau mendapatkan gambaran laba yang akan diperoleh.

2. Menentukan Langkah Kerja

Selanjutnya BEP juga menentukan langkah kerja yang bisa diambil. Misalnya seperti mengganti tenaga kerja dengan mesin. Hal ini tentu akan berpengaruh pada biaya variabel dan biaya tetap produksi.

3. Mengetahui Perubahan Laba

Tujuan lainnya dari BEP adalah untuk mengetahui perubahan laba jika adanya perubahan harga produk. Sebab, nilai BEP harus sejajar dengan harga produk dan laba yang didapatkan. Jika ada satu unsur yang meningkat, maka yang lainnya ikut meningkat. Hal ini berlaku sebaliknya.

4. Menentukan Kerugian yang Terjadi

Terakhir yaitu bisa menentukan kerugian yang terjadi. Setelah Anda mengetahui nilai BEP dari hasil perhitungan, maka Anda bisa mengantisipasi nilai kerugian jika ada penurunan pada penjualan produk.

Baca juga: 7 Strategi Penetapan Harga Jual Produk & Faktor Pengaruhnya

Manfaat Break Even Point

Setelah mengetahui tujuannya, selanjutnya kita akan membahas mengenai manfaat break even point. Bagaimanapun skala bisnis Anda, perhitungan BEP adalah salah satu pengetahuan pokok yang perlu Anda tahu saat mulai menjual produk.

Adapun detil manfaat break even point adalah sebagai berikut:

  • Acuan pengusaha dalam memberikan nilai investasi yang sesuai agar bisa mengimbangi awal biaya produksi.
  • Bahan analisis untuk mengetahui nilai jual beli saham, perencanaan anggaran, dan gambaran keuangan perusahaan.
  • Menjadi patokan untuk menentukan margin agar bisa memperoleh banyak keuntungan.

Faktor yang Memengaruhi BEP Perusahaan

Faktor yang mempengaruhi BEP

Perlu diketahui bahwa ada kalanya nilai BEP meningkat atau menurun. Maka dari itu, Anda perlu mengetahui beberapa faktor yang bisa mempengaruhinya, antara lain:

1. Peningkatan Penjualan

Faktor yang mempengaruhi break even point adalah peningkatan penjualan. Ketika penjualan meningkat, berarti ada permintaan yang lebih tinggi.

Perusahaan pun harus memproduksi lebih banyak lagi untuk menuruti permintaan pelanggan. Sehingga nilai BEP harus dinaikkan untuk menutupi biaya tambahan tersebut.

2. Kenaikan Biaya Produksi

Faktor berikutnya adalah kenaikan biaya produksi. Dengan bertambahnya permintaan produk, maka biaya variabel pun akan meningkat. Seperti harga bahan baku, gaji karyawan, hingga tarif utilitas yang lebih tinggi.

3. Perbaikan Peralatan

Satu lagi faktor yang memengaruhi BEP adalah perbaikan peralatan. Permintaan produk yang bertambah, maka Anda harus mengejar jumlah tersebut. Sehingga jika ada perbaikan peralatan, maka akan ada tambahan biaya operasional yang tinggi juga.

Baca juga: Skimming Price: Pengertian, Fungsi, Contoh, Kelebihan dan Kekurangannya

Cara Menghitung Break Even Point

Cara menghitung break even point atau BEP

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perhitungan titik impas berguna untuk kelangsungan bisnis Anda. Sehingga Anda perlu mengetahui rumus dan cara menghitung break even point.

Perhitungan ini bisa membantu Anda menentukan harga jual, metode produksi, gambaran laba, dan lain sebagainya. Simak penjelasannya berikut.

1. BEP per Unit

Nilai BEP per unit diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit yang didapatkan dari harga per unit dikurangi biaya variabel per unit. Berikut rumus break even point yang digunakan:

BEP Unit = (Biaya tetap) / (Harga per unit – Biaya variabel per unit)

Misalkan perusahaan Anda memiliki total biaya tetap per bulannya sebanyak Rp140 juta, total biaya variabel Rp75 ribu, dan harga jual per unitnya mencapai Rp95 ribu. Maka cara menghitung break even point per unit adalah:

= Rp140.000.000,00 / (Rp95.000,00 – Rp75.000,00)

= Rp140.000.000,00 / Rp20.000,00

= 7.000

Jadi total nilai BEP per unitnya adalah 7.000 unit.

2. BEP Nilai Penjualan

Nilai BEP untuk nilai penjualan diperoleh dari perhitungan biaya tetap dibagi dengan hasil selisih antara 1 dengan hasil pembagian variabel dan harga penjualan. Berikut rumus yang digunakan:

BEP Penjualan = Biaya Tetap / (1 – (Biaya variabel / Harga per unit))

Misal perusahaan Anda memiliki total biaya tetap per bulannya sebanyak Rp140 juta, total biaya variabel Rp75 ribu, dan harga jual per unitnya mencapai Rp95 ribu. Maka cara menghitung BEP penjualan adalah:

= Rp140.000.000,00 / (1 – (Rp75.000,00 / Rp95.000,00))

= Rp140.000.000,00 / (1 – 0.78)

= Rp140.000.000,00 / 0.22

= 636,363,636

Jadi total nilai BEP penjualannya adalah 636,363,636

3. BEP Satuan Mata Uang

Nilai BEP untuk satuan mata uang diperoleh dari harga jual satuan per unit dikalikan dengan BEP per unit. Maka hasilnya bisa mendapatkan nilai dengan satuan mata uang yang digunakan. Berikut rumusnya:

BEP Mata Uang = (Biaya tetap) / (Kontribusi margin per unit / harga per unit)

Misal perusahaan Anda memiliki total biaya tetap per bulannya sebanyak Rp140 juta, total biaya variabel Rp75 ribu, dan harga jual per unitnya mencapai Rp95 ribu. Maka cara menghitung break even point untuk satuan mata uang adalah:

= Rp140.000.000,00 / (Rp20.000,00 / Rp95.000,00)

= Rp140.000.000,00 / 0.2105

= Rp665.083,135

Jadi nilai BEP mata uangnya adalah Rp665.083.135. Angka Rp20.000,00 didapatkan dari perhitungan harga jual per unit dikurangi biaya variabel.

Demikianlah penjelasan terkait pengertian, manfaat, tujuan, serta rumus dan cara menghitung BEP yang benar. Dengan mengetahui perhitungan BEP yang benar, maka diharapkan Anda bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar untuk bisnis.

Maka dari itu, Anda membutuhkan seorang akuntan yang berkompeten dan memiliki pengetahuan terkait BEP. Anda bisa memasang iklan lowongan kerjanya di KitaLulus, lho. Saat ini KitaLulus sudah beroperasi di Jabodetabek, Bandung, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, dan Gowa.

Daftarkan diri Anda untuk memasang iklan loker di KitaLulus secara gratis. Dapatkan seorang akuntan berkompeten dan berkualitas untuk perusahaan Anda dengan #LebihMudah bersama KitaLulus!

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top