Valuasi Adalah: Cara Menghitung, Tujuan, Contoh Perusahaan

Annissa Manystighosa
Penulis, pengajar, dan penerjemah yang sedang menekuni pengetahuan seputar bisnis.
valuasi adalah
Valuasi Adalah: Cara Menghitung, Tujuan, Contoh Perusahaan

Dalam dunia industri, valuasi adalah proses analisis untuk menentukan proyeksi nilai dari sebuah perusahaan. Nilai perusahaan mungkin berfluktuasi dari waktu ke waktu, bisa meningkat atau menurun. Banyak faktor yang mempengaruhi penilaian, seperti kinerja penjualan, model perusahaan, kualitas manajemen, branding, persaingan, aset, dll.

Ingin tahu lebih dalam mengenai apa itu valuasi? Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa itu Valuasi?

Valuasi adalah proses menentukan nilai perusahaan dengan menganalisis manajemennya, struktur modal, total aset, dan pendapatan masa depan.

Valuasi sangat penting untuk semua bisnis baik besar maupun kecil, terutama bagi mereka yang masih membutuhkan modal pengembangan.

Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan baru menghadapi proses akuisisi, pemilik perusahaan akan mengetahui kisaran harga yang ditawarkan kepada pembeli dari nilai valuasinya.

Cara Menghitung Valuasi

Ada banyak metode untuk menghitung valuasi. Anda dapat mempelajari dan memahami teknik-teknik berikut.

1. Kapitalisasi Pasar

Kapitalisasi pasar (market capitalization atau market cap) adalah salah satu cara menghitung valuasi perusahaan. Kapitalisasi pasar adalah harga sekuritas suatu perusahaan saat ini. Kapitalisasi pasar mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini dan berfungsi sebagai metrik pengukuran perusahaan. Ukuran perusahaan akan meningkat secara proporsional dengan market cap-nya.

Investor akan menahan sahamnya lebih lama jika kapitalisasi pasarnya lebih besar. Mengapa? Karena investor percaya bahwa perusahaan besar biasanya lebih dapat diandalkan secara finansial, sehingga risiko kerugian akan berkurang.

2. Profit Multiplier

Berikutnya cara untuk menghitung valuasi adalah dengan metode pengganda laba atau profit multiplier. Metodologi penghitungan nilai perusahaan ini dilakukan dengan mengalikan labanya, juga dikenal sebagai price to earnings.

Price yang dimaksud yaitu nilai perusahaan, sedangkan keuntungan adalah laba bersih perusahaan. Misalnya, perusahaan dengan laba bersih tahunan sekitar Rp 1 triliun akan menggunakan kelipatan 5.

Sehingga, nilai perusahaan adalah sebagai berikut: 5 x 1 triliun = 5 triliun. Meskipun perhitungannya tampak sederhana, rumus pengganda keuntungan ini akan menjadi lebih kompleks seiring pertumbuhan perusahaan dan laba yang berfluktuasi setiap tahun.

3. Discounted Cash Flow (DCF)

Discounted Cash Flow (DCF) dilakukan dengan menghitung nilai perusahaan saat ini dari cash flow masa depan. Jika asumsi tersebut akurat, pendekatan DCF akan menghasilkan hasil valuasi yang benar.

Kelemahan dari teknik DCF adalah kita harus mengantisipasi arus kas masa depan. Akibatnya, akan ada potensi perhitungan tidak akurat.

Tujuan Menghitung Valuasi

Tujuan Menghitung Valuasi

Menghitung valuasi perusahaan sangat penting karena berbagai alasan berikut:

1. Mengetahui Harga Jual Perusahaan

Tujuan menghitung valuasi adalah dapat mengetahui harga jual perusahaan. Hal ini sangat penting jika Anda berniat mengembangkan bisnis dengan cara merger atau akuisisi.

Perusahaan yang ingin membeli akan kesulitan memperkirakan harga penawaran tanpa memahami valuasinya. Di sisi lain, akan sulit bagi Anda untuk membuat keputusan penawaran akuisisi yang tepat.

Akibatnya, bisnis Anda bisa jadi salah perhitungan, seperti yang dilakukan Yahoo! ketika menolak tawaran pengambilalihan sebesar $44,6 miliar dari Microsoft. Pasalnya, tawaran tersebut dinilai terlalu rendah.

Kinerja bisnis Yahoo terus memburuk sembilan tahun kemudian. Penyedia layanan email tersebut akhirnya dijual ke Verizon seharga $4,5 miliar. 

2. Menilai Kinerja Perusahaan

Valuasi juga digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Jika angkanya tinggi, maka menunjukkan bahwa kondisi perusahaan Anda sehat.

Namun, jika nilai perusahaan turun, Anda harus menilai faktor penyebab dan menyusun solusi. Misalnya, jika persaingan perusahaan semakin meningkat, Anda harus menyusun rencana baru untuk menang di antara kompetitor.

3. Menghitung Saham Setelah Pendanaan

Sebelum menyetujui pendanaan, investor ingin mengetahui berapa banyak saham perusahaan yang akan mereka miliki. Valuasi merupakan salah satu variabel yang diperlukan untuk menentukan nilai saham tersebut. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.

Valuasi = Jumlah pendanaan : (Valuasi + Jumlah pendanaan)

Misalnya, startup Anda memiliki valuasi bernilai Rp 400 miliar. Lalu Anda meminta pendanaan Rp 100 miliar. Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh hasil berikut.

Valuasi = Jumlah pendanaan : (Valuasi + Jumlah pendanaan)

Valuasi = Rp100 miliar : (Rp400 miliar + Rp100 miliar)

Valuasi = Rp100 miliar : Rp500 miliar = ⅕

Hal tersebut berarti bahwa apabila investor menyetujui pendanaan yang Anda ajukan, maka saham yang mereka miliki yaitu ⅕ atau setara dengan 20% dari valuasi setelah pendanaan (Rp500 miliar), yaitu Rp100 miliar.

Persentase tersebut mereka gunakan untuk memperkirakan pertumbuhan sahamnya. Sebagai contoh valuasi meningkat menjadi Rp2 triliun, maka saham investor jadi Rp250 miliar.

Baca Juga: Apa Itu Equity? Pengertian, Jenis, Unsur, Cara Menghitung

Faktor yang Mempengaruhi Valuasi

Faktor yang Mempengaruhi Valuasi

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi valuasi, antara lain:

1. Kelangkaan

Kelangkaan menggambarkan daya saing perusahaan dalam suatu industri, di mana hanya ada sedikit perusahaan yang ingin diakuisisi. Di sisi lain, ada banyak calon investor. Meskipun nilai valuasinya tidak mencapai harga yang tinggi, namun kekuatan antara supply dan demand dapat menghasilkan nilai valuasi yang tinggi.

2. Regulasi

Faktor lain yang mempengaruhi valuasi adalah regulasi. Pihak regulator akan memainkan peran penting, misalnya dalam merger dan akuisisi perusahaan. Regulator berwenang untuk mengeluarkan izin atas transaksi yang dilakukan.

Regulator di Indonesia adalah Komisi Pemantau Persaingan Usaha (KPPU). Jika izin industri diberikan, industri akan menjadi lebih menarik bagi para pelaku usaha, begitupun sebaliknya. Misalnya, jika regulator mengubah persyaratan modal minimum, pelaku usaha akan diminta untuk mematuhi kriteria baru.

3. Waktu Valuasi

Waktu saat melakukan penilaian valuasi juga sangat penting, karena berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan nilai dan asumsi. Pasalnya, penentuan tanggal memerlukan persetujuan banyak pihak.

Level Valuasi Startup dan Contohnya

Unicorn adalah level nilai paling populer untuk startup. Namun, itu bukan satu-satunya gelar untuk valuasi perusahaan startup. Berikut daftar lengkapnya:

1. Cockroach

Peringkat ini diberikan kepada semua bisnis baru yang nilai ekonominya saat ini rendah. Namun, nama cockroach juga memiliki arti lain, yaitu karena valuasi yang rendah, perusahaan yang baru muncul biasanya tidak kenal lelah dalam upaya mengembangkan perusahaan mereka.

2. Pony

Jenis pony ini adalah perusahaan startup dengan market value Rp 140 miliar. Pada titik ini, startup telah berkembang cukup sukses. Jika dapat mempertahankan kondisinya, biasanya mudah bagi perusahaan dengan gelar pony untuk menarik minat investor.

3. Centaur

Ketika sebuah startup mencapai nilai valuasi Rp 1,4 triliun, maka perusahaan tersebut bergelar centaur. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin matang dan selangkah lebih dekat untuk mencapai status unicorn.

Halodoc, Blibli, dan Ruang Guru adalah tiga contoh perusahaan Indonesia yang telah mencapai status centaur untuk saat ini.

4. Unicorn

Unicorn adalah level keempat, yang saat ini dipegang oleh Xendit, Traveloka, dan J&T. Untuk mencapai titik ini, valuasi startup minimal harus Rp 14,1 triliun.

5. Decacorn

Jika valuasi perusahaan mencapai Rp 140 triliun, maka levelnya mencapai decacorn. Karena angkanya yang begitu tinggi, tidak mengherankan bahwa begitu sedikit perusahaan unicorn telah mencapai titik ini.

Gojek saat ini menjadi satu-satunya decacorn di Indonesia. Ada sejumlah perusahaan decacorn terkenal di luar negeri, seperti Uber, SpaceX, dan Canva.

6. Hectocorn

Level valuasi startup terbesar adalah hectocorn yang memiliki nilai ekonomi 1.400 triliun Rupiah (IDR). Perusahaan saat ini yang mencapai tingkat hektocorn adalah ByteDance, perusahaan di belakang TikTok.

Itulah penjelasan tentang valuasi dari pengertian hingga contoh perusahaan dan levelnya. Valuasi perusahaan akan meningkat seiring kinerja tim yang semakin bagus. Jika Anda sedang mencari tim handal untuk meningkatkan performa perusahaan Anda, gunakan platform Kitalulus untuk merekrut kandidat berkualitas dan berpengalaman.

Anda bisa mendapatkan karyawan terbaik dengan cepat hanya dalam hitungan hari saja, lho! Selain itu iklan Anda juga akan ditayangkan di berbagai media rekanan KitaLulus, jadi Anda tak perlu khawatir iklan lowongan Anda sepi pelamar. Segera pasang loker di KitaLulus secara gratis sekarang juga!

Baca Juga: Apa Itu Ekspansi? Ini Jenis, Tujuan, dan Strategi Terbaiknya

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top