8 Tips Mengelola Cash Flow untuk UMKM

Nisa Maulan Shofa
Penulis profesional sejak tahun 2017. Berspesialisasi dalam penulisan di bidang karir dan seputar dunia kerja.
mengelola cashflow
8 Tips Mengelola Cash Flow untuk UMKM

Sebagai pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mengelola aliran kas (cash flow) adalah seperti menjalankan mesin utama dalam bisnismu. Mesin ini menjadi jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh, dan tanpanya, seluruh sistem akan terhenti. Dalam konteks bisnis, kamu adalah mekanik yang bertugas menjaga mesin ini beroperasi dengan baik.

Jika aliran kasmu lancar dan seimbang, bisnismu akan berfungsi dengan baik, seperti sirkulasi darah yang sehat dalam tubuh. Kamu dapat membayar karyawan tepat waktu, memenuhi kewajiban keuangan, dan bahkan memiliki dana untuk investasi lebih lanjut. Tetapi, jika aliran kas terganggu, itu akan mirip dengan pembuluh darah tersumbat – bisnismu akan menghadapi risiko serius. Ini 8 tips mudah untuk mengelolanya. 

1. Buat Anggaran yang Realistis

Membuat anggaran yang akurat adalah langkah pertama dalam manajemen cash flow yang baik. Pastikan anggaranmu mencakup semua pengeluaran yang diperlukan, termasuk biaya operasional, gaji, pajak, dan utang. Selalu sediakan sedikit ruang untuk biaya tak terduga. Anggaran yang baik akan membantumu mengukur kinerja finansialmu dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

Jika bisnismu adalah restoran, buat anggaran yang mencakup biaya bahan baku, gaji karyawan, sewa, utilitas, dan biaya operasional lainnya. Misalnya, jika biaya bulanan keseluruhanmu adalah 150 juta rupiah, pastikan kamu mengalokasikan dana ini dengan benar dalam anggaranmu.

2. Pantau dan Analisis Cash Flow Secara Rutin

Perhatikan arus kas bisnismu secara rutin. Gunakan perangkat lunak akuntansi atau spreadsheet untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran harian. Ini akan membantumu memahami pola arus kas dan mengidentifikasi tren. Dengan pemahaman ini, kamu dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga arus kas tetap seimbang.

Setiap hari, catat semua pemasukan dan pengeluaran bisnismu dalam spreadsheet. Misalnya, catat bahwa hari ini kamu menerima 8 juta rupiah dan mengeluarkan 3 juta rupiah untuk persediaan. Ini akan membantumu melihat bagaimana uang masuk dan keluar setiap hari. 

3. Perpanjang Periode Penagihan

Mengatur periode penagihan yang lebih panjang untuk pelangganmu bisa membantu meningkatkan cash flow bisnis. Ini memberikan waktu lebih lama bagi uang yang kamu hasilkan untuk masuk ke rekening bisnismu. Pastikan aturan ini jelas dalam kontrak dan tawarkan insentif kepada pelanggan yang membayar lebih cepat.

Jika kamu biasanya memberikan waktu 30 hari untuk pelunasan faktur, pertimbangkan untuk memperpanjangnya menjadi 45 atau 60 hari. Misalnya, jika sebelumnya kamu mengenakan biaya penuh setelah 30 hari, sekarang kamu bisa menawarkan diskon atau insentif kepada pelanggan yang membayar dalam waktu 15 hari.

4. Atur Persediaan dengan Bijak

Persediaan yang berlebihan dapat mengikis cash flow bisnismu. Pastikan untuk menjaga persediaan di tingkat yang optimal. Analisis penjualan dan beli dengan bijak untuk menghindari overstocking alias kelebihan stok maupun kekurangan persediaan.

Sebagai contoh, kamu perlu membedakan produk yang paling sering dicari dan tidak. Jika kamu bergerak di bidang penjualan roti, coba cek roti yang paling sering dibeli. Fokuskan untuk membeli persediaan stok bahan untuk roti yang paling laku, sehingga kita bisa menghindari overstock

Baca juga: Cashflow Adalah: Jenis, Cara Menghitung, Metode, Contoh

5. Pertimbangkan Pendanaan Tambahan

Jika kamu menghadapi masalah cash flow yang berkelanjutan, pertimbangkan opsi pendanaan tambahan, seperti pinjaman usaha, investasi modal ventura, atau pembiayaan faktur. Pastikan untuk memahami biaya dan implikasi jangka panjang dari setiap pilihan ini.

Jika bisnismu tumbuh pesat dan memerlukan modal tambahan, pertimbangkan opsi seperti pinjaman usaha. Misalnya, jika kamu perlu membeli peralatan baru senilai 160 juta rupiah, pertimbangkan untuk mengajukan pinjaman dengan suku bunga yang kompetitif.

6. Pahami Siklus Bisnismu

Setiap bisnis memiliki siklusnya sendiri. Beberapa bisnis mungkin mengalami musim tinggi dan rendah. Pahami siklus bisnismu dan persiapkan cash flow dengan bijak. Simpan sebagian dari keuntungan selama musim tinggi untuk digunakan selama musim rendah.

Jika kamu memiliki bisnis taman air, pahami bahwa musim panas adalah musim tinggi dan musim dingin adalah musim rendah. Simpan sebagian dari pendapatan musim panas untuk digunakan saat pengunjung sepi di musim dingin.

7. Lakukan Pemantauan Pengeluaran Rutin

Selalu pertimbangkan pengeluaran sebelum mengeluarkan uang bisnismu. Hindari pembelian impulsif yang tidak diperlukan. Jika kamu dapat menunda pengeluaran yang tidak mendesak, lakukanlah.

Sebelum membeli peralatan kantor baru, pertimbangkan apakah benar-benar diperlukan. Misalnya, jika komputer lama masih berfungsi dengan baik, tunda pembelian komputer baru yang mungkin hanya diperlukan dalam beberapa bulan ke depan.

8. Simpan Dana Darurat Bisnis

Seperti yang kamu lakukan dengan dana darurat pribadi, miliki dana darurat bisnismu. Simpan sejumlah uang yang cukup untuk mengatasi krisis keuangan yang tak terduga.

Simpan sekitar 10-20% dari keuntungan bisnismu dalam akun dana darurat bisnis yang terpisah. Misalnya, jika bisnismu menghasilkan 80 juta rupiah dari bisnis, dan bisa menyisihkan 8 juta rupiah untuk bisnismu. 

Manajemen cash flow yang baik adalah kunci untuk kelangsungan bisnis kecil. Dengan menerapkan tips praktis ini, kamu dapat memastikan bahwa bisnismu memiliki cash flow yang sehat dan dapat bertahan dalam jangka panjang. Ingatlah bahwa manajemen cash flow adalah proses berkelanjutan, dan teruslah belajar dan berkembang seiring pertumbuhan bisnismu.

Baca juga: Cara Menerapkan Strategi Pemasaran untuk UMKM Anda

Bagikan Artikel Ini:
Bagikan Artikel Ini: Share Tweet
To top